Semakin bertambah usia, tenggorokanku semakin sensitif. Kena flu dikit aja bisa batuk ga karu-karuan. Mending kalo batuk kering, ini ngga. Selain itu sembuhnya lama banget. Dua minggu lalu keponakan batuk pilek dan mampir rumah. Abis itu aku ketularan. Duh, kalo batuk parah deh. Untung aku punya kopi resep dari dokter keluarga pas beli obat di apotek dulu. Tanpa ketemu dokternya aku bisa beli obat batuknya. Obat itu racikan antara beberapa bahan kimia, dan untuk beri kesempatan pasien agar istirahat dokterku masukkan CTM di dalam racikan itu. Itu kan bikin ngantuk, jadi pasien bisa tidur utk percepat penyembuhan.
Nebus obat sekali, minum obatnya sampe habis selama 3 hari, blom sembuh. Huh, udah ku duga...yg dulu juga gini kok. Harus nebus obat lagi nih. Ku minum lagi obatnya 3 x sehari. Nah, kapsul yg terakhir harus ku minum hari Kamis kemarin, yaitu pada siang hari setelah makan. Hari itu aku harus menguji research pagi dan siang. Yg pagi ga masalah, tapi siangnya....aduh mak. Aku cuma makan kacang telur segenggam, terus minum kapsul terakhir. Itu pun makan dan minumnya di depan kelas, bersamaan dg mahasiswa yg juga makan siang di ruang itu. Abis makan cepet ku minum kapsul dg air. Lega, aku berharap batuknya sembuh setelah ini.
Ting tung! Jam 1pm udah tiba. Waktunya menguji research. Ujiannya lisan, mahasiswa ku panggil empat-empat utk masuk kelas & kutanyai konsep-konsep ttg research. Kira-kira butuh waktu 2 jam utk sekitar 40 mahasiswa. Awalnya ujian lancar. Lha kok mendekati berakhirnya ujian, aku mulai ngantuk. Waduh! Lupa kalo obat itu ada CTM di dalamnya, aku jadi terkantuk-kantuk. Harusnya tadi minum kopi abis minum obat, tapi ga sempat. Wah, jadinya denger jawaban mahasiswa sambil menahan mata supaya ga merem. Ck ck ck repot repot repotttt....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.