Garden of words -- sekumpulan kata-kata yang berwarna-warni tumbuh di kebun cyber milikku.

Friday, January 7, 2011

Silence is golden

Kemarin ngobrol dg 2 kolega soal seragam. Salah seorang dr mereka blom punya seragam krn tidak pernah diberitau langsung bahwa ada jatah seragam gratis. Satunya lagi meyakinkan bahwa seragam itu ada dan jatah ini harus dimanfaatkan, sambil menegaskan berkali-kali "semua dapat kok." Yg diajak bicara ga seberapa menanggapi, kayaknya ogah dan apatis banget soal ini.

Aku langsung menyela, dan bilang kalo aku yg diperlakukan begitu, aku bakal melakukan hal yg sama: diam aja. Ku beberkan bbrp kasus di mana aku tidak mendapat sesuatu yg--paling tidak nurut aku--menjadi hakku. Soal tunjangan hari raya, misalnya, aku pernah mengeluh soal institusi yg ga peduli dg pegawainya, udah tau ini hari raya tapi ga pernah memberi THR. Eee, kolega yg udah purna tugas malah bilang: lho, aku dapat tuh. Ya udah, aku diam aja, berarti ada yg diberi ada yg ga. Juga soal oleh-oleh. Ada yg barusan umrah dan pulang bawa oleh-oleh. Semua pada cerita kalo dapat oleh-oleh, dan aku keceplos "lho aku kok ga dapat?" Dg semangat 45 mereka bilang kalo semua dosen & petugas administrasi nerima oleh-oleh, ga mungkin kalo aku ga nerima. Aku diam aja. Itu baru dua kasus, blom yg lain.

Kolegaku tadi kayaknya blom bisa nerima kalo reaksi terbaik utk masalah ini adalah diam. Dia emang gitu, vokal banget kalo soal minta sesuatu, apa pun itu. Tapi tiap orang kan punya cara yg beda utk hadapi masalah spt itu. Ada yg diam, ada yg teriak-teriak. Kebetulan aku termasuk yg pertama, dia yg kedua. Menurutku silence is golden, tapi nurut dia shouting is golden. Mungkin pendapat kami tak akan pernah bertemu.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.