Sunday, February 27, 2011
Razzie
Huah lega ... Chris Noth ga disebut-sebut sama sekali di Razzie Awards, yaitu kebalikannya Academy Awards. Yg dapat Razzie Awards adalah film, aktor, aktris, dll yg terburuk. Taun ini, keempat aktris yg jadi lawan main Chris Noth di film Sex and the City 2 memenangkan penghargaan aktris yg paling buruk aktingnya. Untungnya Chris ga dinobatkan jadi aktor terburuk, masuk nominasi pun ngga. Berarti aktingnya emang ga parah.
SATC sebagai serial TV sangat bagus, tapi film layar lebarnya kedodoran. Di TV keempat wanita pemeran utamanya mengalami hubungan naik turun dan bisa menyelesaikannya dg baik, tapi di layar lebar mereka cuman hura-hura. Ga membumi blas, makanya tidak seberapa disukai. Kritikus film pada berlomba mengacungkan jempol ke bawah, dan orang-orang Razzie Award pun siap menghadiahi pemeran SATC 2 dengan awards. Tapi Chris Noth selamat dari incaran orang-orang ini hehehe.
Kayaknya orang-orang masih terkena jerat charming-nya Mr. Big, jadi film yg dia bintangi jelek pun ga bakal ngefek ke dia. Betul-betul big deh. Minggu-minggu ini dia main di teater di New York, bersama Kiefer Sutherland dan 3 aktor lain. Ga tau apa isinya, yg jelas tak terkait dg SATC. Eeeh, ku liat di Twitter orang-orang pada bilang kalo mereka mau ato habis nonton Mr. Big di teater. Bisa ditebak, yg nulis adalah para wanita. Hahaha jadi cuman pingin ngeliat Chris Noth, bukan aktingnya ato cerita dramanya. Mungkin lebih separo gedung teater dipenuhi penggemar berat Mr. Big dan bukan penggemar teater sungguhan. Oalah ada aja....
Sunday, February 20, 2011
Unsafe
Halah...buah itu sehat tapi ternyata bisa jadi sarang pestisida. Di Amrik udah diidentifikasi 10 buah yg paling tidak aman utk dikonsumsi krn banyak bahan kimianya. Tragisnya, salah satunya adalah buah kesukaanku, strawberry. Memang dulu pernah ku baca di internet, ada orang yg tinggal deket strawberry farm di California. Ternyata utk menanam strawberry tanahnya harus dipersiapkan dulu dg diberi pupuk. Lha pupuknya ini bahan kimia yg amat keras sehingga buruh penanamnya harus pake sepatu bot yg tebal kalo nginjek tanah berpupuk itu. Kalo pupuk kena kulit tangan ato kaki, bisa menyebabkan luka. Waduh, dr tanah spt itu tumbuh strawberry manis yg kita makan ya? Glek!
----
10 dirty fruits and veggies
By Ashley Macha
Are the fruits and vegetables you buy clean enough to eat?
The Environmental Working Group (EWG) studied 100,000 produce pesticide reports from the U.S. Department of Agriculture and the U.S. Food and Drug Administration to create a list of 49 of the dirtiest and cleanest produce.
So before you hit the grocery store, see how some of your favorite fruits and veggies measured up.
Did one of your favorites make the list? Don't worry, the EWG recommends purchasing organic or locally grown varieties, which can lower pesticide intake by 80% versus conventionally grown produce.
Celery
This stalky vegetable tops the dirty list. Research showed that a single celery stalk had 13 pesticides, while, on the whole, celery contained as many as 67 pesticides.
Chemicals fester on this vegetable as it has no protective skin and its stems cup inward, making it difficult to wash the entire surface of the stalk. It’s not easy to find locally grown celery, so if you like this crunchy veggie, go organic.
Peaches
Peaches are laced with 67 different chemicals, placing it second on the list of most contaminated fruits and vegetables. They have soft fuzzy skin, a delicate structure, and high susceptibility to most pests, causing them to sprayed more frequently.
Strawberries
This red, juicy fruit has a soft, seedy skin, allowing easier absorption of pesticides. Research showed that strawberries contained 53 pesticides. Try to buy strawberries at a local farmer’s market for a sweet dessert.
Apples
Apples are high-maintenance fruit, needing many pesticides to stave off mold, pests, and diseases. The EWG found 47 different kinds of pesticides on apples, and while produce washes can help remove some of the residue, they’re not 100% effective.
Blueberries (domestic)
These antioxidant-rich berries have a thin layer of skin that allows chemicals to more easily contaminate the fruit. Domestic blueberries were loaded with 13 pesticides on a single sample, according to the EWG. Imported blueberries also made the list at No. 14 for the dirtiest produce.
Sweet bell pepper
This crunchy, yet thin-skinned, vegetable is highly susceptible to pesticides. According to the EWG, sweet bell peppers showed traces of 63 types of pesticides. While some pesticides can be washed away, many still remain.
Spinach, kale, collard greens
These leafy green vegetables are on the list, with spinach loaded with 45 different kinds of pesticides and kale 57.
In 2006, Dole recalled bagged baby spinach after multiple E. coli illnesses associated with the vegetable made their way across the country.
Grapes (imported)
These tiny fruit have extremely thin skins, allowing for easy absorption of pesticides. And think twice before buying imported wine. The grapes that go into the wine could be coming from vineyards that use too many pesticides.
Potatoes
Have you ever indulged in a potato skin at your favorite restaurant? You might want to think twice before eating the skin. This spud was highly laced with pesticides—36, according to the EWG—that are needed to prevent pests and diseases.
Cherries
Cherries, like blueberries, strawberries, and peaches, have a thin coating of skin—often not enough to protect the fruit from harmful pesticides.
Research showed cherries grown in the U.S. had three times the amount of pesticides as imported cherries. Because cherries contain ellagic acid, an antioxidant that neutralizes carcinogens, it’s worthwhile to buy organic or seek imported ones.
Source: Health.com
Saturday, February 19, 2011
Icarus
There are many things that I would rather do
Many many places I would rather be
Splendour wings of ambition
Melted by the sun
To the sea of remorse
Graveyard comes
(Icarus Ascending, Steve Hackett)
Icarus adalah tokoh dalam mitologi Yunani. Dia dan ayahnya, Daendalus, dihukum oleh Raja Mino karena suatu kesalahan. Hukumannya adalah diletakkan di sebuah labyrinth yg dijaga makhluk ganas Minotaur. Tentunya ga enak tersesat selamanya di labyrinth dan bolak balik menemui jalan buntu. Satu-satunya jalan keluar dari labyrinth adalah lewat udara. Daendalus membuat sayap untuk mereka berdua, terbuat dari lilin dan bulu burung. Sebelum terbang Daendalus udah ingatkan anaknya untuk tidak terbang terlalu tinggi ato terlalu rendah. Terlalu tinggi sayapnya bisa leleh kena matahari, terlalu rendah sayapnya bisa rusak kena uap air laut. Mereka memakai sayap dan mengepakkannya sehingga bisa terbang ke udara bebas. Labyrinth udah jauh tertinggal di belakang. Sayangnya, Icarus begitu bersuka cita bisa terbang bebas, sehingga dia terbang terlalu tinggi. Sayapnya pun meleleh terkena panas matahari dan dia jatuh ke laut tanpa bisa diselamatkan.
Cerita ini mengilhami Steve Hackett, gitaris handal mantan eksponen grup Genesis, untuk menulis lagu sehingga jadi lah lagu Icarus Ascending di atas. Dua baris pertama menggambarkan keinginan Icarus untuk segera bebas dari labyrinth yang mengungkungnya. Di bait berikutnya Icarus digambarkan mengembangkan sayapnya tapi tragedi mengikuti, yaitu dia jatuh ke lautan penyesalan.
Frasa terakhir ini lah yang menurutku terdengar indah sekali. Sea of remorse. Puitis banget. Yang berikutnya juga bagus banget untuk menyatakan kematian datang menjemput: graveyard comes. Menulis lirik lagu tidak mudah, harus singkat tapi padat makna dan enak didengar. Steve Hackett berbakat sekale menulis lagu.
Many many places I would rather be
Splendour wings of ambition
Melted by the sun
To the sea of remorse
Graveyard comes
(Icarus Ascending, Steve Hackett)
Icarus adalah tokoh dalam mitologi Yunani. Dia dan ayahnya, Daendalus, dihukum oleh Raja Mino karena suatu kesalahan. Hukumannya adalah diletakkan di sebuah labyrinth yg dijaga makhluk ganas Minotaur. Tentunya ga enak tersesat selamanya di labyrinth dan bolak balik menemui jalan buntu. Satu-satunya jalan keluar dari labyrinth adalah lewat udara. Daendalus membuat sayap untuk mereka berdua, terbuat dari lilin dan bulu burung. Sebelum terbang Daendalus udah ingatkan anaknya untuk tidak terbang terlalu tinggi ato terlalu rendah. Terlalu tinggi sayapnya bisa leleh kena matahari, terlalu rendah sayapnya bisa rusak kena uap air laut. Mereka memakai sayap dan mengepakkannya sehingga bisa terbang ke udara bebas. Labyrinth udah jauh tertinggal di belakang. Sayangnya, Icarus begitu bersuka cita bisa terbang bebas, sehingga dia terbang terlalu tinggi. Sayapnya pun meleleh terkena panas matahari dan dia jatuh ke laut tanpa bisa diselamatkan.
Cerita ini mengilhami Steve Hackett, gitaris handal mantan eksponen grup Genesis, untuk menulis lagu sehingga jadi lah lagu Icarus Ascending di atas. Dua baris pertama menggambarkan keinginan Icarus untuk segera bebas dari labyrinth yang mengungkungnya. Di bait berikutnya Icarus digambarkan mengembangkan sayapnya tapi tragedi mengikuti, yaitu dia jatuh ke lautan penyesalan.
Frasa terakhir ini lah yang menurutku terdengar indah sekali. Sea of remorse. Puitis banget. Yang berikutnya juga bagus banget untuk menyatakan kematian datang menjemput: graveyard comes. Menulis lirik lagu tidak mudah, harus singkat tapi padat makna dan enak didengar. Steve Hackett berbakat sekale menulis lagu.
Friday, February 18, 2011
Tweenies
Tweenies itu judul acara untuk anak-anak yg diproduksi oleh BBC, stasiun televisi di Inggris. Tokohnya adalah empat anak bernama Bella, Milo, Fizz dan Jake, plus anjingnya Doodles dan temannya Judy dan Max. Dulu aku ga seberapa tertarik ama Tweenies. Spt yg dibilang kakak iparku, wajahnya cenderung aneh ketimbang lucu. Tapi ketiga ponakanku suka banget ama Tweenies. Tiap kali acara ini muncul di TV, mereka pasti duduk manis di depan pesawat TV dan nonton sampe acara berakhir. Mereka bahkan hafal jam berapa dan hari apa aja Tweenies diputar. Serial anak-anak ini akhirnya ngetop banget di Indonesia, sampe VCD diterbitkan dalam beberapa judul. Supaya ponakanku bisa nonton Tweenies kapan aja dan tidak tergantung TV, aku beli semua VCD itu. Wah...mereka seneng sekali. Tiap hari nonton video Tweenies mulu (juga Dora dan Teletubbies tentunya). Tapi lama-lama mereka bosan setelah agak besar. Aku jadi males juga mengupdate VCD Tweenies meskipun ada judul baru di toko CD.
Taun lalu aku punya account di You Tube lagi, setelah yg lama ku hapus. Awalnya ku isi cuplikan film Touched by an Angel yg juga favoritku. Terus punya ide utk mengupload videonya Tweenies juga. Aku pikir, VCD usianya terbatas. Lama-lama nanti rusak dan ga bisa disetel krn gambarnya pixelize. Makanya ku 'simpan' video Tweenies di You Tube, jadi kalo rusak masih ada serepnya di internet. Jadi lah aku getol masukkan lagu-lagu Tweenies dr video ke You Tube. Eh...ga nyangka. Ternyata sambutan audience kok bagus, banyak banget yg nonton klip Tweenies punyaku.
Video klip itu ada yg berbahasa Inggris , ada yg udah didub dalam bahasa Indonesia. Kalo emang berbahasa Indonesia, ya ku tulis di judul klip You Tube. Anehnya, setelah ku cek data ttg penonton video klip Tweenies berbahasa Indonesia, pada umumnya mereka tidak berada di Indonesia, kebanyakan berada di negri asal Tweenies, yaitu Inggris. Lho?! Jadi ga masalah ya buat mereka, harus dengerkan lagu dan percakapan berbahasa Indonesia, asal bisa nonton aksi Tweenies dalam belajar dan bermain. Wih...segitu kuatnya magnetnya Tweenies, sampe diganti bahasanya pun tidak menyurutkan minat penggemarnya utk nonton.
Duh aku menyesal dulu tidak melengkapi koleksi VCD Tweenies. Seandainya aku dulu beli, tentunya lebih banyak video klip yg bisa ku pasang di You Tube, dan penggemar Tweenies bisa nonton lebih banyak juga.
Thursday, February 17, 2011
An owl!
Huah....kaget aku! Barusan di kebun belakang rumah ada kejadian yg bikin aku terkejut setengah mati. Lagi jalan dari kebun mo ke rumah, tiba-tiba ada makhluk terbang gede banget melintas di dekatku. Sempat teriak karena kaget, aku lebih kaget lagi krn makhluk yg ku kira kelelawar itu ternyata bukan kelelawar. Warnanya putih segede ayam dewasa. Dia terbang menuju jendela kamarku terus nabrak tembok. Lagi bingung sambil bertanya-tanya itu makhluk apa, ternyata aku liat sekilas wajahnya...oooo...itu burung hantu. Dia pergi terbang ke langit secepat dia datang tadi.
Wih, ternyata burung hantu itu gede banget ya. Bulunya bagus, putih ada sedikit kelabunya. Selama ini aku liat burung hantu hanya di film aja, utamanya film Labyrinth yg udah kutonton berkali-kali. Baru kali ini aku liat yg asli. Burung aslinya lebih bagus dari burung yg ku liat di film. Emang di daerah sini kayaknya banyak burung hantu. Kakakku yang tinggal tidak jauh dr rumahku malah pernah 'memelihara' burung hantu. Ceritanya, di halaman belakangnya yg luas banyak pohon. Terus salah satu pohon itu menarik burung hantu utk buat sarang di sana. Jadi lah pohon itu tempat tinggal burung hantu. Lha burung hantu yg ku liat tadi bakal bersarang di pohon ceri belakang rumah ndak ya?
Wih, ternyata burung hantu itu gede banget ya. Bulunya bagus, putih ada sedikit kelabunya. Selama ini aku liat burung hantu hanya di film aja, utamanya film Labyrinth yg udah kutonton berkali-kali. Baru kali ini aku liat yg asli. Burung aslinya lebih bagus dari burung yg ku liat di film. Emang di daerah sini kayaknya banyak burung hantu. Kakakku yang tinggal tidak jauh dr rumahku malah pernah 'memelihara' burung hantu. Ceritanya, di halaman belakangnya yg luas banyak pohon. Terus salah satu pohon itu menarik burung hantu utk buat sarang di sana. Jadi lah pohon itu tempat tinggal burung hantu. Lha burung hantu yg ku liat tadi bakal bersarang di pohon ceri belakang rumah ndak ya?
Monday, February 14, 2011
Spud
Barusan berkebun lagi setelah taman depan dan belakang rumah ku abaikan selama satu semester. Yang namanya rumput liar subur banget, utamanya di taman belakang. Kalo taman depan mungkin masih sempat kubersihkan, itu pun nyolong waktu sebentar di tengah kesibukan kerja. Taman belakang kayak rimba soalnya ga kubersihkan sama sekali sejak September taun lalu.
Kabar gembira, lily calla yg sempat mati ternyata umbinya masih ada lho, lengkap empat-empatnya. Ukurannya cukup besar utk ukuran lily calla, yaitu setengah kepalan tanganku. Akarnya menyerabut sedikit, dan salah satu umbi udah mulai bertunas. Weeeh senangnya, mungkin sebentar lagi berdaun banyak kayak dulu. Harus rajin disiram dan dipupuk. Moga-moga bisa berbunga ya.
Kabar gembira, lily calla yg sempat mati ternyata umbinya masih ada lho, lengkap empat-empatnya. Ukurannya cukup besar utk ukuran lily calla, yaitu setengah kepalan tanganku. Akarnya menyerabut sedikit, dan salah satu umbi udah mulai bertunas. Weeeh senangnya, mungkin sebentar lagi berdaun banyak kayak dulu. Harus rajin disiram dan dipupuk. Moga-moga bisa berbunga ya.
Stylist
Ini soal selera lagi. Kate Middleton yg juga calon istri pewaris tahta Inggris, Pangeran William, dikritik oleh pengamat mode di sebuah koran di Inggris. Katanya baju yg dikenakan Kate kurang sesuai alias ga matching. Rok yg dia kenakan di gambar di atas dipuji se, katanya panjangnya pas dan modelnya bagus. Cuma jasnya dianggap ga cocok dg kain brokatnya rok. Lho nurutku pas aja, apanya yg ga matching?
Baju yg ini juga dikritik, katanya motifnya terlalu girlish dan kurang dewasa. Udah gitu cardigan pendek warna pink ga sesuai dg terusan bermotif itu. Hah? Kok bisa dibilang ga sesuai se? Nurutku oke-oke aja.
Pengamat mode emang kadang usil banget, cari-cari kesalahan orang dlm berpakaian sambil tidak lupa mengusulkan model baju yg lebih sesuai. Bahkan mereka menganggap Kate perlu menyewa seorang stylist utk memberi saran ttg berpakaian. Mungkin maxudnya, stylist itu ya mereka sendiri. Jadi cari kerjaan gitu tah?
Hmm...jadi inget pas aku kerja di tempat X dulu. Kolega pada ribut kasih masukan ttg baju yang ku kenakan. Katanya terlalu kekanakan lah, terlalu pendek lah, terlalu ketat lah, suka nabrakkan warna lah, dll, dsb, dst. Duh pusing tiap hari dapat masukan terus. Mungkin mereka emang bajunya lebih bagus dan lebih mahal dr punyaku. Tapi kan aku (dan mereka juga) bukan peragawati ato selebritis yg tiap hari diliat orang banyak kan? Yg liat paling mahasiswa, yg bajunya lebih sederhana dan lebih casual dr dosen. Lha terus ngapain pake baju wah kalo cuman buat ngajar aja? Suka-suka aku dong pake baju apa...
Tuesday, February 8, 2011
Sleep
Kalo ku perhatikan, aku jadi mudah ngantuk kalo pas kena flu. Dulu pernah kena gejala flu--pilek, sakit kepala, badan ga enak & kadang sedikit batuk. Tapi aku paksa masuk kerja aja, masa kelas kosong hanya gara-gara aku kena flu? Jam 3 bangun langsung minum kopi susu biar ga ngantuk. Abis subuh berangkat dan waktu matahari terbit aku udah di bis dlm perjalanan ke Surabaya. Biasanya aku ga pernah tidur di bis pas berangkat itu, karena barusan minum kopi susu kan? Tapi karena waktu itu kena flu, mata jadi berat dan ga terasa aku udah masuk alam mimpi. Ga tanggung-tanggung, mulai Purwosari sampe jalan tol aku tidur angler! Pas bangun, badan jadi lebih enak dan gejala flu berkurang.
Ini terjadi lagi tadi pagi. Dua hari lalu ketularan flu dan tadi pagi berangkat kerja dlm keadaan pilek. Eeeh, di bis kok jadi ngantuk banget sampe ketiduran. Sampe di Pandaan cuaca mulai hangat dan pas masuk Surabaya berubah jadi panas. Pas bangun gejala flu hampir ga ada lagi. Ooo jadi flu itu sembuh kalo dipake tidur dan berada di tempat yg ga sedingin Malang. Lha abis sembuhnya flu selalu di Surabaya.
Soal tidur, itu mungkin mekanisme tubuh buat menyembuhkan penyakit ya. Kan penyakit bisa lebih cepat sembuh kalo kita istirahat. Nah...istirahat = tidurrrr.
Ini terjadi lagi tadi pagi. Dua hari lalu ketularan flu dan tadi pagi berangkat kerja dlm keadaan pilek. Eeeh, di bis kok jadi ngantuk banget sampe ketiduran. Sampe di Pandaan cuaca mulai hangat dan pas masuk Surabaya berubah jadi panas. Pas bangun gejala flu hampir ga ada lagi. Ooo jadi flu itu sembuh kalo dipake tidur dan berada di tempat yg ga sedingin Malang. Lha abis sembuhnya flu selalu di Surabaya.
Soal tidur, itu mungkin mekanisme tubuh buat menyembuhkan penyakit ya. Kan penyakit bisa lebih cepat sembuh kalo kita istirahat. Nah...istirahat = tidurrrr.
Sunday, February 6, 2011
Special Squad
Another season passes
But the sky is always gray
Autumn leaves and summer breezes
Can't bring on a change
(The more I hide it, Bankstatement)
Lagu di atas jadi bermakna abis nonton salah satu episode Special Squad, serial buatan Ostrali jaman 80-an dulu. Padahal sebelum nonton itu ya biasa-biasa aja pas dengerkan lagu itu. Taun berapa ya waktu itu? Mungkin sekitar 1989. Aku nonton episode Special Squad yg berjudul Mates, di mana salah satu dari tiga detektif pemeran utama di serial itu terkena conflict of interests.
Ceritanya, detektif JD ga sengaja ketemu temen lamanya, Scott, pas menyelidiki kasus perampokan uang yg sedang diangkut mobil. Nah, Scott ini kerja di perusahaan mobil angkutan yg tinggi tingkat keamanannya karena emang yg diangkut barang sensitif macam uang. Pas ketemu, Scott undang JD makan malam di rumahnya di St Kilda (ini daerah pantai di sebelah timur Melbourne, rumah di sana bagus & mewah karena emang daerah elit siiih). Abis makan malam itu, istri Scott yaitu Sharon minta tolong ke JD utk bicara baik-baik dg Scott karena Sharon merasa Scott sedang hadapi masalah keuangan yg besar. JD mau aja krn Sharon juga temen baiknya sejak dulu. Wealah...ternyata Scott emang punya utang twenty grand dan utk melunasinya dia pinjam ke rentenir yg modalnya adalah uang hasil rampokan. Jadinya Scott terkait dengan kasus perampokan uang deh. Pada suatu pagi yang kelabu, dengan awan mendung khas Melbourne, JD memasang borgol di tangan Scott untuk menahan dia atas keterlibatannya dalam tindak kriminal, disaksikan Sharon yg speechless.
Waduh, aku agak shock pas nonton adegan itu krn filmnya ga happy ending. Besoknya denger lagu di atas, dan jadi inget cerita film itu. Kayaknya pas banget menggambarkan perasaan ketiga orang itu, sedih berkepanjangan dan tak akan berubah seiring bergantinya musim. It would be winter forever for all of them.
Memang repot ya jadi detektif kalo kesandung conflict of interests kaya gitu. Tidak mudah milih mana yg harus diutamakan, personal interest or public interest. Bak makan buah simalakama. Ntar personal interest didulukan, bisa mencederai hukum. Kalo public interest didulukan, bisa melukai perasaan orang-orang yg udah dikenal baik. Mungkin yg terbaik adalah mengutamakan public interest, seperti di film itu.
Hmmm...aku tau apa yg dikatakan adikku seandainya dia baca ini. "Halah, wong itu cuma film aja kok dipikir serius banget." Hahahaha....
But the sky is always gray
Autumn leaves and summer breezes
Can't bring on a change
(The more I hide it, Bankstatement)
Lagu di atas jadi bermakna abis nonton salah satu episode Special Squad, serial buatan Ostrali jaman 80-an dulu. Padahal sebelum nonton itu ya biasa-biasa aja pas dengerkan lagu itu. Taun berapa ya waktu itu? Mungkin sekitar 1989. Aku nonton episode Special Squad yg berjudul Mates, di mana salah satu dari tiga detektif pemeran utama di serial itu terkena conflict of interests.
Ceritanya, detektif JD ga sengaja ketemu temen lamanya, Scott, pas menyelidiki kasus perampokan uang yg sedang diangkut mobil. Nah, Scott ini kerja di perusahaan mobil angkutan yg tinggi tingkat keamanannya karena emang yg diangkut barang sensitif macam uang. Pas ketemu, Scott undang JD makan malam di rumahnya di St Kilda (ini daerah pantai di sebelah timur Melbourne, rumah di sana bagus & mewah karena emang daerah elit siiih). Abis makan malam itu, istri Scott yaitu Sharon minta tolong ke JD utk bicara baik-baik dg Scott karena Sharon merasa Scott sedang hadapi masalah keuangan yg besar. JD mau aja krn Sharon juga temen baiknya sejak dulu. Wealah...ternyata Scott emang punya utang twenty grand dan utk melunasinya dia pinjam ke rentenir yg modalnya adalah uang hasil rampokan. Jadinya Scott terkait dengan kasus perampokan uang deh. Pada suatu pagi yang kelabu, dengan awan mendung khas Melbourne, JD memasang borgol di tangan Scott untuk menahan dia atas keterlibatannya dalam tindak kriminal, disaksikan Sharon yg speechless.
Waduh, aku agak shock pas nonton adegan itu krn filmnya ga happy ending. Besoknya denger lagu di atas, dan jadi inget cerita film itu. Kayaknya pas banget menggambarkan perasaan ketiga orang itu, sedih berkepanjangan dan tak akan berubah seiring bergantinya musim. It would be winter forever for all of them.
Memang repot ya jadi detektif kalo kesandung conflict of interests kaya gitu. Tidak mudah milih mana yg harus diutamakan, personal interest or public interest. Bak makan buah simalakama. Ntar personal interest didulukan, bisa mencederai hukum. Kalo public interest didulukan, bisa melukai perasaan orang-orang yg udah dikenal baik. Mungkin yg terbaik adalah mengutamakan public interest, seperti di film itu.
Hmmm...aku tau apa yg dikatakan adikku seandainya dia baca ini. "Halah, wong itu cuma film aja kok dipikir serius banget." Hahahaha....
Saturday, February 5, 2011
Jakarta (2)
Naaa...ini cerita dr sudut pandangku ttg alat transportasi di Jakarta. Aku senang-senang aja tiap dapet tugas utk hadiri suatu kegiatan di Jakarta, wong Jakarta memang bagus banget. Namanya shopping center bertebaran dg barang yg bagus-bagus pula. Yg bikin aku cemot-cemot adalah alat transportasinya. Sulit sekali bisa berkeliling Jakarta dengan nyaman memakai transportasi umum.
Yg paling enak tentu aja pake taxi. Kakakku yg kerja di WTC bilang, kalo mo naik taxi harus Bluebird biar aman. Tidak sulit nyari taxi Bluebird, banyak sekali bersliweran di jalan ga kayak di Surabaya. Tapi naik taxi kan mahal? Dompetnya dosen kan tipis banget, bisa erosi kalo naik taxi terus.
Alternatifnya ya naik bis Trans Jakarta. Bisnya bersih dan ber-AC, tapi daerah jangkauannya terbatas. Selain itu, kalo mo naik bis ini harus menyebrang ke haltenya yg terletak di tengah jalan protokol pake jembatan penyebrangan, wah jauh karena muter-muter gitu jembatannya. Pertama kali naik bis TJ minggu lalu, udah kena pengalaman ga enak. Pas naik di daerah Jaksel, bisnya penuh sesak. Aku harus berdiri di dekat pintu, padahal pintunya buka tutup gitu. Kalo pintu itu nanti terbuka, aku bisa tergencet! Sebetulnya aku mo ke tengah aja, krn ada sedikit ruang kosong di sana. Tapi mo geser ke tengah ga bisa krn orang-orang di dekatku juga udah pasang pasak di kakinya dan ga mo geser. Huh egois. Spt yg ku kuatirkan, begitu pintu terbuka di halte berikutnya, aku hampir tergencet. Aku memaksa maju biar bisa hindari pintu tapi orang-orang egois itu cuek banget ga tau aku cemot-cemot takut gepeng. Akhirnya bisa juga aku maju sedikit shg pintu terbuka sempurna. Tapiiii.....kakiku kurang cepat gerak sehingga kaki kananku tergencet pintu! Aduh mak, sakiiiiit banget. Gitu orang-orang sekitar yg egois tadi dg enak bilang ke aku, "mbak silakan duduk, itu ada tempat yg kosong". Udah tau, lu kira gue buta ya? "Aduh, kakiku kejepit pintu" jawabku, sambil narik-narik kaki. Gitu ga ada yg nolong blas, mereka tetap duduk tenang-tenang aja. Orang Jakarta egois gilaaaaaa! Duh, rasanya nunggu setaun sebelum pintu nutup lagi, baru aku bisa lepas dari jepitan pintu dan duduk. Rasa sakit di kaki cepet ilang, tapi rasa jengkel di hati butuh waktu agak lama. Aku ga mau naik bis Trans lagi!
Yg paling enak tentu aja pake taxi. Kakakku yg kerja di WTC bilang, kalo mo naik taxi harus Bluebird biar aman. Tidak sulit nyari taxi Bluebird, banyak sekali bersliweran di jalan ga kayak di Surabaya. Tapi naik taxi kan mahal? Dompetnya dosen kan tipis banget, bisa erosi kalo naik taxi terus.
Alternatifnya ya naik bis Trans Jakarta. Bisnya bersih dan ber-AC, tapi daerah jangkauannya terbatas. Selain itu, kalo mo naik bis ini harus menyebrang ke haltenya yg terletak di tengah jalan protokol pake jembatan penyebrangan, wah jauh karena muter-muter gitu jembatannya. Pertama kali naik bis TJ minggu lalu, udah kena pengalaman ga enak. Pas naik di daerah Jaksel, bisnya penuh sesak. Aku harus berdiri di dekat pintu, padahal pintunya buka tutup gitu. Kalo pintu itu nanti terbuka, aku bisa tergencet! Sebetulnya aku mo ke tengah aja, krn ada sedikit ruang kosong di sana. Tapi mo geser ke tengah ga bisa krn orang-orang di dekatku juga udah pasang pasak di kakinya dan ga mo geser. Huh egois. Spt yg ku kuatirkan, begitu pintu terbuka di halte berikutnya, aku hampir tergencet. Aku memaksa maju biar bisa hindari pintu tapi orang-orang egois itu cuek banget ga tau aku cemot-cemot takut gepeng. Akhirnya bisa juga aku maju sedikit shg pintu terbuka sempurna. Tapiiii.....kakiku kurang cepat gerak sehingga kaki kananku tergencet pintu! Aduh mak, sakiiiiit banget. Gitu orang-orang sekitar yg egois tadi dg enak bilang ke aku, "mbak silakan duduk, itu ada tempat yg kosong". Udah tau, lu kira gue buta ya? "Aduh, kakiku kejepit pintu" jawabku, sambil narik-narik kaki. Gitu ga ada yg nolong blas, mereka tetap duduk tenang-tenang aja. Orang Jakarta egois gilaaaaaa! Duh, rasanya nunggu setaun sebelum pintu nutup lagi, baru aku bisa lepas dari jepitan pintu dan duduk. Rasa sakit di kaki cepet ilang, tapi rasa jengkel di hati butuh waktu agak lama. Aku ga mau naik bis Trans lagi!
Friday, February 4, 2011
Jakarta (1)
Aku udah mengunjungi kota-kota besar di beberapa negara, tapi pas ngeliat Jakarta kota dengan mata kepala sendiri toh aku masih terkagum-kagum. Menurutku, Jakarta amat sangat jauh lebih megah drpd Athena, Singapura ato Melbourne. Ya emang sih semua kota yg ku sebut tadi sama-sama indahnya--in their own ways. Melbourne menyajikan suasana khas kolonial Inggris, Singapura memamerkan tempat-tempat belanja kelas wahid dunia, dan Athena mengagumkan dengan bertebarnya peninggalan arkeologis Yunani kuno di beberapa penjuru kota. Tapi kalo soal megah, Jakarta tak ada yg mengalahkan kota-kota itu.
Aku tidak tahu persis kenapa Jakarta tampak lebih megah, tapi mungkin karena tata kotanya. Gedung-gedung pencakar langit ada di banyak tempat di Jakarta, tapi yg membedakannya dg gedung pencakar langit di negara lain adalah tamannya. Di Melbourne, Athena, dan Singapura yg namanya gedung berdempetan kaya ikan sarden dalam kaleng. Ada gedung...gedung...gedung yg bersebelahan, terus jalan, terus gedung lagi, terus jalan lagi, dst. Kalo di Jakarta, tiap gedung masih dikelilingi halaman yg cukup luas sehingga bisa dipake utk taman. Jadi masih ada ruang antara satu gedung dg gedung yg lain. Itu lah yg membuat Jakarta lebih indah dan megah dr kota-kota besar lain.
Hanya satu kekurangannya...yaitu TRANSPORT YANG BURUK. Hhhh...ceritanya di entry lain aja.
Aku tidak tahu persis kenapa Jakarta tampak lebih megah, tapi mungkin karena tata kotanya. Gedung-gedung pencakar langit ada di banyak tempat di Jakarta, tapi yg membedakannya dg gedung pencakar langit di negara lain adalah tamannya. Di Melbourne, Athena, dan Singapura yg namanya gedung berdempetan kaya ikan sarden dalam kaleng. Ada gedung...gedung...gedung yg bersebelahan, terus jalan, terus gedung lagi, terus jalan lagi, dst. Kalo di Jakarta, tiap gedung masih dikelilingi halaman yg cukup luas sehingga bisa dipake utk taman. Jadi masih ada ruang antara satu gedung dg gedung yg lain. Itu lah yg membuat Jakarta lebih indah dan megah dr kota-kota besar lain.
Hanya satu kekurangannya...yaitu TRANSPORT YANG BURUK. Hhhh...ceritanya di entry lain aja.
Wednesday, February 2, 2011
Shocking news
Walah walaaaah ... fakultas pendidikan di Cornell mo ditutup! Setelah beberapa taun didera masalah keuangan, fakultas ini memutuskan akan tutup beberapa saat lagi. Saat ini masih dalam masa transisi, di mana mahasiswa masih bisa kuliah dan dapat ijazah utk mengajar. Tapi kalo mahasiswa udah lulus semua ya fakultas hentikan kegiatannya. Semua staf di education faculty akan dipindah ke disciplinary faculties.
Sayang sekali, padahal aku udah mo tanya-tanya soal kesempatan academic recharging di sana. Eee lha kok mo tutup. Sebetulnya aku ngerasa aneh kalo ada fakultas pendidikan ditutup. Tenaga guru kurang sekali di Amrik. Bahkan di New York tempat Cornell didirikan pernah diberitakan bahwa terjadi ledakan jumlah siswa sedangkan pertambahan guru tetap. Mestinya mereka genjot meningkatkan jumlah guru biar seimbang, dan konsekuensinya semakin banyak mahasiswa yg belajar di fakultas itu utk bisa jadi guru. Lho...ini malah tutup?
Di Indonesia kok lain ya, dan juga di jurusanku. Kayaknya peminat prodi pendidikan bahasa Inggris lebih banyak drpd peminat prodi linguistik & sastra. Soalnya kalo ambil prodi pendidikan, nanti kalo lulus jadi guru. Kalo udah jadi guru gitu, yg dinanti-nanti adalah sertifikasi. Mungkin itu alasan kenapa prodi pendidikan begitu diminati di sini.
Yah...terus aku bisa belajar di mana dong kalo Cornell tutup fakultas itu? Nyari lagi ah...
Sayang sekali, padahal aku udah mo tanya-tanya soal kesempatan academic recharging di sana. Eee lha kok mo tutup. Sebetulnya aku ngerasa aneh kalo ada fakultas pendidikan ditutup. Tenaga guru kurang sekali di Amrik. Bahkan di New York tempat Cornell didirikan pernah diberitakan bahwa terjadi ledakan jumlah siswa sedangkan pertambahan guru tetap. Mestinya mereka genjot meningkatkan jumlah guru biar seimbang, dan konsekuensinya semakin banyak mahasiswa yg belajar di fakultas itu utk bisa jadi guru. Lho...ini malah tutup?
Di Indonesia kok lain ya, dan juga di jurusanku. Kayaknya peminat prodi pendidikan bahasa Inggris lebih banyak drpd peminat prodi linguistik & sastra. Soalnya kalo ambil prodi pendidikan, nanti kalo lulus jadi guru. Kalo udah jadi guru gitu, yg dinanti-nanti adalah sertifikasi. Mungkin itu alasan kenapa prodi pendidikan begitu diminati di sini.
Yah...terus aku bisa belajar di mana dong kalo Cornell tutup fakultas itu? Nyari lagi ah...
Subscribe to:
Posts (Atom)