Garden of words -- sekumpulan kata-kata yang berwarna-warni tumbuh di kebun cyber milikku.

Sunday, February 6, 2011

Special Squad

Another season passes
But the sky is always gray
Autumn leaves and summer breezes
Can't bring on a change

(The more I hide it, Bankstatement)


Lagu di atas jadi bermakna abis nonton salah satu episode Special Squad, serial buatan Ostrali jaman 80-an dulu. Padahal sebelum nonton itu ya biasa-biasa aja pas dengerkan lagu itu. Taun berapa ya waktu itu? Mungkin sekitar 1989. Aku nonton episode Special Squad yg berjudul Mates, di mana salah satu dari tiga detektif pemeran utama di serial itu terkena conflict of interests.

Ceritanya, detektif JD ga sengaja ketemu temen lamanya, Scott, pas menyelidiki kasus perampokan uang yg sedang diangkut mobil. Nah, Scott ini kerja di perusahaan mobil angkutan yg tinggi tingkat keamanannya karena emang yg diangkut barang sensitif macam uang. Pas ketemu, Scott undang JD makan malam di rumahnya di St Kilda (ini daerah pantai di sebelah timur Melbourne, rumah di sana bagus & mewah karena emang daerah elit siiih). Abis makan malam itu, istri Scott yaitu Sharon minta tolong ke JD utk bicara baik-baik dg Scott karena Sharon merasa Scott sedang hadapi masalah keuangan yg besar. JD mau aja krn Sharon juga temen baiknya sejak dulu. Wealah...ternyata Scott emang punya utang twenty grand dan utk melunasinya dia pinjam ke rentenir yg modalnya adalah uang hasil rampokan. Jadinya Scott terkait dengan kasus perampokan uang deh. Pada suatu pagi yang kelabu, dengan awan mendung khas Melbourne, JD memasang borgol di tangan Scott untuk menahan dia atas keterlibatannya dalam tindak kriminal, disaksikan Sharon yg speechless.

Waduh, aku agak shock pas nonton adegan itu krn filmnya ga happy ending. Besoknya denger lagu di atas, dan jadi inget cerita film itu. Kayaknya pas banget menggambarkan perasaan ketiga orang itu, sedih berkepanjangan dan tak akan berubah seiring bergantinya musim. It would be winter forever for all of them.

Memang repot ya jadi detektif kalo kesandung conflict of interests kaya gitu. Tidak mudah milih mana yg harus diutamakan, personal interest or public interest. Bak makan buah simalakama. Ntar personal interest didulukan, bisa mencederai hukum. Kalo public interest didulukan, bisa melukai perasaan orang-orang yg udah dikenal baik. Mungkin yg terbaik adalah mengutamakan public interest, seperti di film itu.

Hmmm...aku tau apa yg dikatakan adikku seandainya dia baca ini. "Halah, wong itu cuma film aja kok dipikir serius banget." Hahahaha....

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.