Tadi aku menguji kemampuan wicara calon mahasiswa baru. Aku memberi mereka pertanyaan berdasarkan guidelines yg dibuat oleh jurusan, dan mereka harus menjawab secara lisan. Yg menarik adalah jawaban seorang calon mahasiswi. Aku lupa tanya apa tadi (duh blom satu hari udah lupa), yg jelas calon mahasiswi ini keliatan setengah geram dan setengah bersemangat ketika bilang: 'aku ingin membuat ortu bangga padaku, karena selama ini hanya adik-adik perempuanku yg diperhatikan.' Dia menjelaskan panjang lebar bagaimana dia merasa ortunya membedakan perlakuan ke dia dan adik-adiknya.
Aku ketawa-ketawa tadi melihat betapa bersemangat dia jawab pertanyaanku spt itu. Ya aku bilang ke dia supaya jangan terlalu serius menghadapi masalah itu, dan semuanya akan baik-baik saja dan berubah ke arah yg lebih baik. Aku bisa bilang begitu krn aku pun sewaktu masih muda juga merasakan hal yg sama. Berada di keluarga besar dg 2 kakak dan 1 adik, aku dulu sering merasa diperlakukan beda dan protes: kakak kok dapat makanan lebih banyak, adik kok lebih sering dipuji, dll dsb dst. Serasa jadi Cinderella yg hidup dg ibu dan saudara tiri.
Semua berubah ketika kakak dan adik sudah menikah dan pindah ke rumah masing-masing. Aku tinggal sendirian dg ortu. Kalau begini, baru terasa betapa tidak seru hidup tanpa kakak adik. Kalau ada tetangga kirim hantaran makanan, aku maem sendiri sampai kadang tidak habis saking banyaknya. Padahal dulu rebutan dg 3 saudara sampai bertengkar dan nangis-nangis. Dulu aku suka iri kalau saudaraku dipuji, sekarang yg dipuji cuman aku di rumah, jadinya aneh. Ini baru soal makanan dan pujian, belum yg lain-lain.
Sekarang aku sudah tidak pernah lagi bertengkar dg kakak dan adik. Justru semua saling melindungi dan membantu. Kalau pun ada perselisihan, paling itu cuman kecil-kecil aja ngga sampai heboh atau nangis, dan segera dimaafkan dan dilupakan. Aku tidak tahu kenapa bisa berubah begini, cuma bisa menduga penyebabnya. Pertama, kami sudah jarang bertemu, ngga kaya dulu yg bisa ketemu 24 jam sehari 7 hari seminggu. Kalau jarang bertemu akan terasa bahwa waktu pertemuan itu sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan utk bertengkar. Kedua, mungkin kami semua sudah semakin dewasa dan lebih paham mengenai seluk-beluk kehidupan. Kami menyadari bahwa perselisihan mengenai apa pun di antara saudara kandung itu sangat tidak perlu terjadi. Semakin dewasa harusnya semakin malu utk berselisih paham. Karena itu hubungan kami sangat baik sekarang.
Kembali ke calon mahasiswi tadi, dia sepertinya belum bisa menerima nasehatku. Dia tetap berapi-api ingin buktikan bahwa dia tidak kalah dg adik-adiknya dan bisa membuat ortu bangga krn prestasinya. Dia kadang merasa sangat marah pada adiknya krn beda perlakuan, tapi dia bertekad membuktikan bahwa dia tidak seharusnya diperlakukan beda. Aku sudah bilang, "When I was young, I was like you. But everything changed when I grew up. Don't worry, everything will be alright and get better." Ku harap ucapanku akan terbukti dalam kehidupannya 10-20 taun lagi, malah lebih baik lagi kalo belom 10 taun udah terbukti. Semoga dia akan menyadari bahwa adik-adiknya adalah miliknya yg sangat, sangat berharga, dan mereka saling membutuhkan. Memang ini semua tidak bisa didapat secara instan dalam waktu semalam. Butuh pengalaman yg banyak dalam waktu yg lama untuk menyadari suatu kebaikan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.