Tuesday, January 3, 2012
Falling star
Waktu melihat bintang jatuh itu, aku sedang berjalan pulang dari kantorku di Monash Uni, sekitar pukul 3 dini hari. Langit memang gelap, tapi bintang-bintang bertebaran di sana karena memang cuaca sangat cerah meskipun mendekati winter tahun 2004. Tiba-tiba aku lihat di sebelah timur ... sebuah bintang yang terang melesat melintasi langit. Oh, ada bintang jatuh! Cepat, cepat ... ucapkan permohonan.
Sudah, terucap suatu permohonan dalam hati.
Bintang jatuh memang nampak seperti bintang yang jatuh menyerong dari atas ke bawah, dengan ekor yang panjang dan sama terangnya dengan bintang. Semua terjadi dengan cepat, mungkin hanya sedetik, lalu hilang. Indah sekali. Menurut mitos yang beredar di berbagai bangsa dan budaya di dunia, kalau kita melihat bintang jatuh dan mengucapkan sebuah keinginan, maka keinginan kita akan terkabul.
Sebetulnya bintang jatuh itu sama sekali bukan bintang. Itu adalah meteor yang memasuki atmosfer bumi. Begitu memasuki atmosfer, batu angkasa itu terbakar sehingga nampak seperti bintang. Bintang jatuh itu hanyalah sebuah fenomena alam biasa, seperti pelangi yang terbentuk setelah hujan turun, seperti awan yang bergulung dalam berbagai bentuk karena tiupan angin, seperti aurora berwarna-warni yang muncul di dekat kutub utara. Meskipun hanya fenomena alam biasa, bintang jatuh, pelangi, awan nimbus dan aurora sama eloknya. Semuanya menimbulkan perasaan yang sulit dilukiskan. Mungkin itulah sebabnya banyak bertebaran mitos mengenai mereka, termasuk bintang jatuh yang dikaitkan dengan terkabulnya suatu permohonan.
Aku tidak tahu apakah permohonanku tahun 2004 itu sudah terkabul. Aku betul-betul tidak tahu. Permohonanku waktu itu adalah: semoga seseorang yang baru saja menuduhku pembohong akan mengalami apa yang aku alami dan merasakan apa yang aku rasakan. Aku begitu sakit hati waktu itu karena hidupku dibuat porak poranda oleh orang ini. Tidak terlintas sedikit pun di pikiranku untuk membalas dia dengan tuduhan juga. Aku hanya diam, tapi begitu melihat bintang jatuh aku tiba-tiba mengucapkan harapan agar dia merasakan sakitnya dituduh sebagai pembohong. Apakah harapan itu jadi kenyataan atau tidak ... kini di tahun 2012 itu tidak penting lagi. Aku tidak tahu dan aku tidak mau tahu. Kalau pun permohonan itu tidak terkabul, sudah ada penggantinya yang lebih indah, yaitu rasa damai di hati. Seiring berjalannya waktu, bertambah ilmu, bertambah pengalaman, aku jadi tahu bahwa orang yang memaafkan lebih tinggi derajatnya dari orang yang meminta maaf. Tanpa harus dimintai maaf, kita harus memaafkan orang yang melakukan kesalahan, sehingga kita pun merasa lebih tenang dan damai dalam hidup kita.
Lain kali kalau melihat bintang jatuh lagi, aku tidak akan membuat permohonan. Aku akan tersenyum saja sambil mengaguminya. Alangkah indah ciptaan Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.