Garden of words -- sekumpulan kata-kata yang berwarna-warni tumbuh di kebun cyber milikku.

Saturday, July 7, 2012

Beggar

Aku gerakkan sapu lidi sekuat mungkin untuk membersihkan debu, kerikil dan daun kering tepat di depan pintu gerbang rumah. Ini hari Minggu, waktunya bersih-bersih rumah. Aku ingin bagian depan rumah tampak bersih, makanya sapu lidi aku operasikan semaksimal mungkin kali ini. Sewaktu berjuang keras mengusir kerikil dan teman-temannya, tiba-tiba di belakangku terdengar suara seorang laki-laki, "Bu, saya minta uang. Seratus ribu."

Aku menoleh ke belakang. Ada seorang lelaki tua di sana. Dia pakai topi dan tongkat, menjulurkan tangan kanannya ke arahku. Khas penampilan seorang pengemis.Kali ini dia minta uang dan menyebutkan langsung jumlahnya, yaitu Rp 100.000. That's a lot of money! Ck ck ck, betul-betul deh ... ni orang.

"Maaf, pak, tidak punya," jawabku. Aku tidak bohong. Aku memang tidak punya uang segitu yg dianggarkan untuk pengemis. Orang itu tampak sebal karena tidak diberi uang, lalu perlahan melangkahkan kaki menjauhiku sambil menggerutu dg suara keras. Aku tidak seberapa memperhatikan omongan dia, tapi kata-kata yg sempat terdengar olehku adalah "Allah" dan "orang yg tidak mau beramal." Mungkin dia setengah mengancam dan mengutukku karena dia menganggap aku orang yg pelit dan tidak mau beramal, wong ada peminta-minta kok ga dikasih duit.

Ga takut. Aku emang ga pernah memberi uang kpd pengemis krn setahuku itu memang tidak dibolehkan. Di jalan-jalan sering ku liat himbauan dr Depsos ato Pemkot utk tidak memberikan sumbangan dan uang kepada orang yg meminta-minta. Kalo itu udah jelas buat korban bencana alam sih, mungkin gapapa. Tapi kalo geje, ya mending tidak usah memberi. Katanya sumbangan itu akan membuat pemintanya menjadi orang yg malas dan tidak mau berusaha, hanya mengandalkan pemberian orang untuk hidupnya. Itu dari sudut pandang pemerintah ya. Dari sudut agama, meminta-minta malah lebih tidak dibolehkan lagi. Aku pernah denger kuliah subuh di dekat rumah, dan ustadnya bilang bahwa meminta-minta itu BUKAN pekerjaan yg halal. Di salah satu acara televisi aku juga pernah mendengar hal yg sama. Meminta-minta itu dibolehkan hanya kalo sangat, sangat terpaksa, yaitu:

  1. orang yang sedang menanggung hutang orang lain, misalnya harus melunasi hutang saudaranya yg meninggal.
  2. orang yg memang betul-betul miskin, minimal harus ada 3 orang lain yg mengatakan bahwa dia miskin.
  3. nggg...apa ya satunya? Lupa hihihi.

Nah, kalo tidak termasuk salah satu di atas, ya ga boleh dong meminta-minta. Harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan yg halal, berapa pun jumlahnya harus disyukuri. Kalo aku pikir, sebetulnya sangat buruk kalo kita memberi uang ke pengemis. Bandingkan dengan sopir angkot: dia bekerja keras seharian, kadang penumpangnya penuh tapi kadang juga ga seberapa, sehingga pemasukan dari penumpang tidak dapat menutupi biaya operasional (bensin dll.) Akibatnya? Sopir angkot jadi tekor. Padahal dia kerja seharian lho. Bagaimana dg pengemis? Berbekal baju lusuh dan suara melas, dia berjalan dari satu orang ke orang lain, dan dg mudah memanipulasi perasaan orang sehingga orang tsb iba dan memberi uang. Penghasilannya sehari ... jangan ditanya, bisa ratusan ribu rupiah! Aku aja mungkin kalah. Tapi aku tidak iri ke para pengemis itu, justru sangat kasihan. Mereka mungkin bisa kaya raya dengan upaya yg sangat minumum, tapi itu kan di dunia? Mereka tidak tahu apa yg akan mereka hadapi kelak akibat dari kegiatan mengemis.

Terus bagaimana dg pak tua yg minta uang ke aku tadi? Aku kok 90% yakin dia orang yg sebetulnya mampu secara finansial, dan masih bisa bekerja dg halal. Wong pakaiannya aja rapi dan halus diseterika. Tau nggak? Kemejanya adalah seragram Korpri! Wah wah wah ... aku aja ga punya lho seragam Korpri meskipun aku PNS! Dia menghina organisasi PNS krn pake seragamnya yg necis tapi mengemis. Udah mengemis (yg tidak halal utk dilakukan), masih mengancam pula. Hahaha, kuadrat deh kesalahan dia.

Aku sangat tidak keberatan utk memberi uang kepada orang lain, asalkan orang itu memang berhak untuk menerima. Kalo pun aku mo beramal, ga mau ah ngasih duit ke pengemis. Lebih baik memberi uang sekedarnya kepada pedagang kecil, misalnya ibu-ibu lanjut usia yg mengasong di alun-alun. Mereka wanita, udah lanjut usia, tapi semangatnya utk mencari duit halal tetap tinggi. Hanya berbekal bakul dan dagangan yg tidak seberapa, penghasilannya mungkin juga tidak banyak, tapi halal kan? Justru orang-orang seperti mereka lah yg patut kita tolong. Kasih aja uang sambil bilang, "Ini untuk tambahan modal." Mereka akan menambah dagangannya dengan uang bantuan kita sehingga penghasilan mereka bisa meningkat. Efeknya lebih bagus dalam jangka waktu yg lama, karena yg namanya modal kan bisa menambah pemasukan uang.

Ayo semua, stop memberi uang ke pengemis. Berikan uangnya ke pedagang kecil aja.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.