Semuanya berawal dari kegemaran minum kopi. Kalo minum kopi di hotel-hotel pasti kan disediakan cangkir, gula dan susu. Kopi yg mereka sediakan tentu saja black coffee, yaitu kopi bubuk yg diseduh air panas. Rasanya pahit, dan bagi yg tidak suka kopi pahit boleh tambahkan gula atau susu cair. Aku ndak suka kopi manis, makanya lebih suka tambahkan susu aja ke kopiku. Minum kopi susu panas di pagi hari dengan roti ... mmm ......
Nah, dari seringnya disuguhi kopi beserta gula dan susu, aku kok lama-lama tertarik dg tempat susu cair yg disebut dengan milk pitcher atau milk jug. Bentuknya seperti teko tapi ukurannya lebih kecil dan tanpa tutup. Ada yg kecil sekali sehingga hanya muat sedikit susu untuk satu kali minum kopi, tapi ada juga yang besar dan isinya bisa dipake untuk minum kopi secara berjamaah.
Milk pitcherku yg pertama aku beli di Kmart Melbourne (paling kanan di gambar atas). Di sana tersedia set lengkap peralatan untuk makan dan minum, dan aku beli beberapa peralatan seperti tempat telur rebus, piring, dan lain-lain, termasuk milk pitcher. Setelah itu, aku beli lagi dan lagi tiap kali liat milk pitcher. Aku sampe blusukan ke Pasar Besar Malang, toko-toko pecah belah di daerah Pecinan Malang, supermarket, dan department stores. Tiap kali nemu milk pitcher dg bentuk yg beda, aku pasti beli.
Sekarang udah lumayan jumlahnya. Ada milk pitcher kecil, milk pitcher besar. Ada milk pitcher bundar, ada milk pitcher kotak. Ada milk pitcher putih, ada milk pitcher biru. Ada milk pitcher dengan pegangan, ada milk pitcher tanpa pegangan.Ada milk pitcher yg murah, tapi ndak ada milk pitcher yg mahal kok.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.