Tuesday, June 29, 2010
Spooky
Dini hari tadi aku bangun seperti biasa. Aku buka pintu belakang untuk mematikan lampu teras. Tapi aku kaget sekali ketika ku liat seekor kucing di bawah jemuran di teras. Hampir satu taun aku tinggal di rumah ini, tidak pernah sekali pun aku bangun subuh dan melihat kucing di sana. Dari mana ya datangnya kucing ini? Halaman belakang dikelilingi tembok setinggi 2 meter lebih dan tidak menempel ke atap tetangga. Masa iya dia lompat tinggi melewati dinding?
Aku tertegun cukup lama liat kucing itu. Si kucing juga sama tertegunnya, dan liat aku. Dia diam, tidak bergerak ato bersuara. Aku lewat di sebelahnya utk mematikan lampu pun dia dia diam aja. Sebetulnya mau ku usir keluar lewat pintu depan. Itu satu-satunya cara krn di belakang rumah hanya ada rumah tetangga, jadi ngga ada pintu pagar. Tapi ku pikir lagi, mending menunggu sampe matahari terbit. Masa aku disuruh ribut mengusir kucing pake sapu pagi buta begini? Akhirnya kucing tak cuekin dan aku main internet sambil ngopi. Sekitar jam 5.30 hari mulai terang. Aku ambil sapu mau mengusir kucing. Lho?! Kok udah ngga ada? Ke mana perginya? Datang ga jelas dari mana, pergi pun sama ga jelasnya. Aneh.
Aku ambil hape dan kirim sms ke adikku utk menceritakan si kucing siluman. Setelah mengetik cerita ringkas di layar hape, aku tekan tombol send. Eh, si hape malah restart! Aku cek, pesan tadi tidak terkirim. Ck ck ck, betul-betul aneh. Nemu kucing geje di belakang rumah, terus hape bertingkah geje pula.
Monday, June 28, 2010
An Unfound Door :'(
Monica dan Jennifer berada di halaman belakang sebuah rumah. Mereka berbicara hanya beberapa menit, tapi apa yg mereka bicarakan sangat bermakna. Jennifer adalah seorang wanita biasa yang bekerja di sebuah kantor majalah, tetapi dia memiliki keinginan yang sangat mulia: to make a difference. Monica adalah malaikat yg dikirim utk membantu Jennifer memahami keinginannya itu dan mewujudkannya.
Ini adalah petikan dari film seri Touched by an Angel, yg aku tonton awal taun lalu di NDTV. Touched by an Angel adalah film seri yg sangat bagus krn berisi pesan-pesan sederhana namun penting untuk menjalani kehidupan. Kata-kata Monica dan pengalaman beberapa manusia yg telah didampinginya memberikan pelajaran yg berharga kepadaku mengenai bagaimana cara menyikapi dan berbuat sesuatu. Makanya setiap weekdays aku selalu duduk di depan TV jam 1 siang dan 5 sore utk menonton film seri ini. Pada suatu sore, aku menangis tersedu-sedu ketika menonton Touched by an Angel yg berisi klip di atas. Kejadian dan kata-kata di film itu menyadarkan aku akan sesuatu.
”Unfound door...I’ve always loved that.
I mean, how do you know there’s a door to be found?
I guess you just don’t see it till you walk through it.”
Aku telah melewati sebuah pintu yg dulunya belum kutemukan. Mungkin aku dulu tidak tau bahwa pintu itu ada dan udah menungguku utk melewatinya. Aku berjalan melewati waktu, tiba-tiba saja pintu itu muncul dan aku masuk melalui pintu itu. Seperti juga Jennifer, aku butuh air mata dan perasaan yg campur aduk untuk melewatinya. Tentu aja pengalamanku tidak sedramatis punya Jennifer, tapi aku mengalami hal yg sama: tiba-tiba saja aku menyadari makna dari suatu peristiwa, yg sebetulnya merupakan jawaban dari doaku selama ini. Aku telah melewati sebuah unfound door.
Friday, June 25, 2010
Sofa
"Aku barusan antar anakku daftar ulang ke SMA 4. Kan lumayan anakku bisa sekolah di sana, wong sekolahnya bagus kalo nurut ukuran orang spt aku. Aku belani ngga beli kursi panjang biar anakku biar bisa sekolah. Ngga papa ngga punya kursi, yg penting anakku sekolah."
Aku nahan ketawa pas dia bilang kursi panjang (kursi dowo), itu maksudnya sofa di ruang tamu ya. Selain itu, yg membuatku geli: sebetulnya aku pun ngga punya sofa di rumah krn ngga punya duit buat beli. Ngga cuman sofa, mebel lain pun aku ngga punya, seperti rak buku, kulkas, meja makan, dll. Yg aku miliki hanya 1 meja komputer, 1 meja kerja (yg diberi adikku), 1 kursi (yg diberi kakakku), 1 tempat tidur (yg ku beli sekitar 1/2 taun lalu, sebelumnya cuma tidur di kasur tanpa dipan), dan 1 lemari pakaian (yg dikasih adikku juga).
Krn jumlah mebel terbatas, sering terjadi masalah. Misalnya, kalo pas dua ato tiga keponakanku main ke rumah, terus satunya mau main game di PC dan satunya mau main game di laptop, salah satu harus mengalah karena aku cuma punya satu kursi. PC dan laptopnya ada, tapi kursi utk duduk di depan meja komputer dan meja kerja yg ngga ada. Untung mereka sangat pengertian akan keadaan ini.
Pas aku ulang taun taun ini adikku membawa nasi kuning dan berbagai lauk di panci. Tapi nasi dan lauk terpaksa dihidangkan tanpa dipindah ke mangkuk karena aku cuma punya 2 mangkuk kecil. Untung jumlah piring pas dan tidak kurang, jadi adik sekeluarga dan aku bisa makan bersama-sama. Kalo ngga, mungkin sebagian makan dulu, terus kalo udah selese piringnya dicuci biar yg lain bisa makan.
Halah, pokoknya ribet kalo isi rumah serba terbatas begini. Tapi ngga papa, aku tetap happy. Masih untung punya rumah yg layak ditinggali, biarpun isinya belum lengkap. Jadi...pak sopir angkot, ngga papa ngga punya sofa. Aku yg dosen aja juga ngga punya kok hehehehe....
Tuesday, June 22, 2010
Una Paloma Blanca
When the sun shines on the mountain
And the night is on the run
It's a new day
It's a new way
And I fly up to the sun
I can feel the morning sunlight
I can smell the new-mown hay
I can hear God's voice is calling
For my golden sky light way
Una paloma blanca
I'm just a bird in the sky
Una paloma blanca
Over the mountains I fly
No one can take my freedom away
Once I had my share of losing
for they locked me on a chain
Yes they tried to break my power
oh I still can feel the pain
Una paloma blanca
I'm just a bird in the sky
Una paloma blanca
Over the mountains I fly
No one can take my freedom away
Sunday, June 20, 2010
Recurring dreams
A dream's but a dream
It ends by the morn
Blossoms in the night
Fizzles out at dawn
(Sweet Dreams, Agnes Chan)
Mimpi hanyalah bunga tidur. Sederetan gambar yg kita lihat pada waktu memejamkan mata ini tidak punya makna, fungsinya hanya sebagai hiasan waktu kita tidur.
Itu anggapan dari banyak orang, termasuk aku juga dulu. Menurutku, mimpi hanyalah mimpi, tidak ada kaitannya dengan reality. Tapi semuanya berubah, ketika berbagai peristiwa terjadi seperti yg ku ceritakan di entry Afterlife. Mimpi ternyata memang memiliki makna, paling tidak itu berlaku untukku.
Beberapa bulan lalu pas aku duduk ngelamun di bis Malang-Surabaya, tiba-tiba saja aku menyadari sesuatu. Those recurring dreams I had in my childhood! Ada tiga mimpi yg berulang-ulang sewaktu aku masih kecil. Aku yakin aku masih TK ketika mulai memimpikan ketiganya, karena aku ingat waktu itu masih tinggal di jl Ambarawa (pas SD tinggal di jl Semarang). Mimpi itu berulang terus sampai aku remaja. Dulu aku tidak tahu kenapa ketiganya kulihat berulang-ulang pas tidur, tapi sekarang aku mengerti apa maknanya.
Dari tiga recurring dreams itu, hanya satu yg bisa kuceritakan di sini, yg dua cukup ku simpan sendiri krn terlalu pahit utk diceritakan. Di salah satu mimpi, aku berdiri di jl Ambarawa di belakang rumah. Aku lihat jalan makadam (iya wong waktu itu taun 1974-75, jalan itu belum diaspal) membentang di depan, dan di samping kiri jalan adalah tanah berawa yg ditumbuhi tanaman kangkung sedangkan di samping kanan tanah subur ditumbuhi pohon ketela. Anehnya, hanya beberapa meter ke depan saja yg bisa ku lihat, setelah itu jl Ambarawa beserta tanaman kanan kiri tidak tampak karena gelap gulita hitam kelam. Jadinya aneh, aku berada di bagian siang hari, sedangkan di depanku adalah malam hari. Aku ingat, aku merasa takut sekali untuk melangkah ke depan menembus malam, karena kegelapan itu begitu pekat. Tapi di malam yg gelap itu aku melihat sesuatu: sebuah bintang yg sangat besar dan berbinar di atas langit!
Oh...jadi itu ya maknanya, sekarang aku paham. Mimpi itu kualami beberapa kali. Di mimpi yg terakhir, aku berhasil menembus malam di jl Ambarawa, terus bisa sampai di jalan berikutnya. Di sana waktunya adalah siang hari, sedangkan malam yg gelap ada di belakangku di jl Ambarawa. Setelah itu mimpi tersebut berhenti, tak pernah ku alami lagi.
Wednesday, June 16, 2010
Native culture
Ternyata menjadi juri itu banyak hikmahnya. Aku melihat penampilan siswa-siswi SMP dari 30 propinsi di Indonesia menceritakan dongeng dalam bahasa Inggris, dan ini pengalaman yg menarik. Mereka berbahasa Inggris dg baik, bahkan banyak yg seperti native speaker aja. Aku jelas tidak bisa berbicara bahasa Inggris sebaik itu pas masih SMP. Mereka juga tidak malu-malu memakai kostum lucu ato aneh dan menggunakan berbagai gerakan utk menunjang dongeng yg mereka ceritakan. Betul-betul pendongeng sejati.
Tapi menurutku yg paling penting adalah melihat kostum yg mereka yang bermacam-macam ketika menceritakan dongeng dari daerahnya. Sebagian besar peserta memakai baju daerah masing-masing untuk membuat dongeng lebih menarik. Peserta dari Kalimantan memamerkan baju daerahnya berupa atasan dan bawahan khas sana, dilengkapi dg ikat kepala yg dihiasi dua bulu burung. Howhhh, indaaaaah sekaliiiiii. Aku tidak tau itu bulu burung apa, yg jelas panjang sekali seperti bulu merak, hanya saja ini cuma satu warna. Peserta dari Papua juga memakai baju daerah, terdiri dari kemben dan rok rumbai dari serat tanaman. Dia juga membawa tifa sebagai pelengkap dalam menceritakan dongeng asli Papua.
Melihat berbagai macam pakaian daerah, aku kok tiba-tiba terharu. Indonesia ini sangat kaya budayanya. Yg kusaksikan baru pakaian daerah dan dongeng rakyat, belum yg lain-lain seperti tarian, tradisi di hari besar, atau kebiasaan sehari-hari. Sayangnya kekayaan ini kurang disadari oleh pemiliknya. Budaya daerah seringkali dicuekin, nanti kalo diklaim oleh Malaysia baru semua teriak-teriak pada ga terima. Jangan gitu dong. Mari kita semua melestarikan budaya nasional Indonesia, supaya ciri khas bangsa kita tetap terpelihara.
Kadang sedih juga ya kalo budaya lokal disikapi dg suspicion. Ada yg menganggap tradisi midodareni, slametan dll itu sebagai sesuatu yg syirik. Ada juga yg usul spy pakaian daerah yg tidak sesuai dg ajaran tertentu dimuseumkan aja. Aduuh cape deh. Tanpa ada niat baik utk memelihara aset nasional berupa budaya, bisa-bisa kita kehilangan identitas sbg bangsa Indonesia. Mari kita cegah hal ini.
budaya nasional Indonesia.
Friday, June 11, 2010
Privacy
Peliput infotainment kadang kelewatan, saking bersemangatnya cari gosip sampe tidak mengindahkan tata krama. Berusaha mendekati seleb sampe mepet gitu, bahkan seleb sampe terdorong-dorong. Kok bisa se tidak ngerasa bersalah, mepet orang lain sampe menyentuh ybs. Itu betul-betul tidak sopan dan melanggar privacy orang lain. Di luar negeri, maling pun tidak boleh dipegang kalo ketauan nyuri, hanya boleh dilaporkan ke polisi. Orang sehina maling pun dihormati privacy-nya dg larangan utk dipegang. Ini peliput infotainment di Indonesia kok bisa seenaknya nempel ke seleb malah dorong-dorong segala. Tidak tau sopan santun.
Aku jadi ingat temenku yg kerja sebagai wartawati di harian Surya. Dia bilang, kalo pas mewawancarai seleb terus ada peliput infotainment (yg tdk bisa dikategorikan wartawan) yg datang ikutan, pasti wartawan/ti koran ato majalah menjauh. Krn bisa diduga, si peliput pasti mendekat terlalu dekat sampe social space tidak ada lagi. Ngga kaya wartawan/ti beneran yg lebih berpegang pada tata krama, dan memilih wawancara sambil duduk dan menjaga space. "Wartawan & wartawati lebih suka datang baik-baik ke seleb dan mencari tempat utk wawancara utk bertanya baik-baik. Itu lebih bermartabat," kata temenku. Betul juga ya. Sayang ada aja orang yg tidak peduli dg martabat, dan malah melanggar privacy orang lain demi kesenangan pribadi. Ga normal.
Friday, June 4, 2010
Earthquake
Tidak berapa lama teman sekamarku, seorang ibu dosen di jurusan teknik elektro UNY, juga masuk kamar dan istirahat karena merasa capek. Sambil istirahat, kami ngobrol mulai soal rumah, pekerjaan, sampe keluarga.
Tiba-tiba...kamar terasa guncang. Gempa!
Kami langsung lompat dr tempat tidur dan lari ke luar kamar krn guncangan terasa kenceng banget. Berbahaya kalo tetep di kamar. Kami turun tangga ke halaman belakang hotel yg tidak beratap supaya aman. Di sana semua yg berada di hotel udah berkumpul. Setelah guncangan berhenti, baru kami menyadari sesuatu. Ternyata semua ibu-ibu dosen yg ikut acara revisi buku berpakaian daster, menandakan kalo mereka semua sedang istirahat siang di kamar hotel. Sedangkan semua bapak-bapak masih berpakaian rapi pake kemeja, begitu pula panitia dari Diknas masih berpakaian rapi semua baik pria maupun wanita. Haduh, ketauan nih, ibu-ibunya pada tidur siang pas jam kerja. Aku maluuu banget, apalagi bajuku lain sendiri. Ibu-ibu lain masih bagus pake daster batik, lha aku pake baby doll gambar strawberry. Apalagi bawahannya berupa celana pendek! Siapa menduga kalo aku harus "pamer" baby doll di tempat umum pada jam kerja! Hiks hiks aku maluuuuuuuuuuu.
Thursday, June 3, 2010
Popcorn
Kemarin buat note di Facebook ttg bahaya berondong untuk kesehatan paru-paru, lha kok mahasiswaku ada yg menginterpretasi lain. Maksudku berondong jagung ato popcorn, mereka malah mengira berondong ala Yuni Shara-Rafi Ahmad. Hahahaha, duh arek-arek iki ancen lucu. Wis wis...
Kebetulan tadi pagi nonton infotainment ttg Yuni-Rafi, jadi topiknya klop ama di atas. Mereka digosipkan putus tp membantah, sambil pamer kemesraan dg tampil berdua. Tapi gerak-gerik mereka malah menunjukkan bahwa mereka sebetulnya tidak akur. Kalo Yuni bicara, Rafi cemberut. Dan kalo Rafi bicara (keliatan sekali kalo setengah hati), ganti Yuni berwajah tegang. Apalagi pas Yuni bilang 10 taun lagi wajahnya bakal keriput, Rafi jelas-jelas memamerkan pandangan tajam. Apa mereka bakal putus beneran ato tidak, time will tell. Aku tidak bisa menerawang.
Aku juga tidak tau apakah teman sekuliahku dulu juga udah putus dg popcornnya. Ya, ada seorang teman kuliah S1 dulu yg spt Yuni Shara (bukan wajahnya lho, tapi perbuatannya). Dia pernah curhat macem-macem ke aku soal si popcornnya. Tidak perlu kuceritakan di sini, itu ga penting. Yg penting, dia minta nasehat ke aku ttg hal ini dan aku tanpa tedeng aling-aling meminta dia utk menghentikan titik-titik itu. Eh kok malah ybs tersinggung dan malah membalas dg kata-kata yg menyakitkan hati. Ya sudah, gampang, dia bukan temanku lagi. Sejak itu dia meneror lewat telpon dan Friendster. Lagu lama: kalo ga suka sama orang pasti ngglibet sambil melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hehehe kesian deh lo.
Tiap orang pasti punya moral standard yg berbeda dg orang lain. Utk orang lain mungkin tidak papa punya popcorn, tapi kalo standardku jelas: popcorn is a no-no! Lagian popcorn tidak baik untuk kesehatan dompet hehehehe....