Garden of words -- sekumpulan kata-kata yang berwarna-warni tumbuh di kebun cyber milikku.

Tuesday, January 8, 2013

Falling stars

Bintang-bintang akan berjatuhan pada minggu pertama tahun ini, begitu bunyi berita yang ku baca di Yahoo mengenai hujan meteor Quadrantid. Peristiwa angkasa ini akan dimulai pada hari Rabu malam, dan akan mencapai puncaknya pada hari Kamis dini hari, sekitar pukul 4. Pada saat itu, diperkirakan sekitar 40 bintang jatuh akan terlihat dalam waktu satu jam. Luar biasa, empat puluh bintang jatuh! Melihat satu saja aku sudah takjub, bagaimana ya rasanya melihat empat puluh?

Segera ku catat Kamis dini hari dalam hati, karena aku sangat antusias untuk melihat bintang jatuh lagi. Aku harus bangun dini hari untuk melihatnya, jangan sampai tertidur dan melewatkan kesempatan bagus itu. Selama ini aku sering memohon dalam hati, "Tuhan, kalau Engkau mengijinkan, aku ingin melihat bintang jatuh lagi." Mungkinkah berita yang ku baca tadi merupakan jawaban dari doaku?

Hari Rabu malam, sebelum tidur aku setel weker bergambar Mickey Mouse sehingga dia akan berdering pukul 3 dini hari. Semoga aku besok bisa bangun pagi dan melihat bintang-bintang jatuh di angkasa, seperti waktu itu di Melbourne. Semoga. Memang ada kemungkinan bintang jatuh tidak terlihat, yaitu apabila bulan bersinar terlalu terang sehingga mengalahkan binar bintang. Tapi semoga besok bulan mau sedikit meredup, agar aku bisa melihat bintang jatuh.

***

Beeeeeep ... weker berbunyi. Aku buka mata dan langsung turun dari tempat tidur untuk mematikan weker. Lampu teras depan dan belakang aku matikan juga. Memang begitulah keadaan yg ideal untuk melihat bintang jatuh, yaitu lampu harus padam dan sekitar kita harus gelap. Dalam kegelapan aku menatap langit, dengan hati penuh harap. Adakah bintang jatuh di sana?

Ternyata tidak. Jangankan bintang jatuh, bintang biasa pun tak terlihat satu pun. Langit tampak kelabu tertutup awan mendung. Sedikit pun mendung tidak menyisakan celah untukku agar bisa melihat langit dan bintang. Ternyata bukanlah bulan yang membuat bintang jatuh tak nampak, melainkan awan.

Tak apa. Doaku telah terjawab. Aku berdoa agar dapat melihat bintang jatuh lagi, dan jawabannya adalah: saat ini belum waktunya. Apakah aku akan melihatnya suatu saat nanti? Tidak tahu, bukan aku yang menentukan.

Aku tidak kecewa karena gagal melihat bintang jatuh awal tahun ini. Bintang jatuh tetaplah bintang jatuh. Meski tak nampak, di balik awan mendung itu sang bintang tetaplah melesat melintasi langit kelam dengan memamerkan ekornya yang terang. Setebal dan sekelabu apa pun awan, tetap saja di atasnya bintang-bintang terang berjatuhan. Seperti juga manusia. Orang yang melakukan suatu perbuatan dengan niat baik akan dianggap baik, meskipun semua itu berusaha untuk ditutupi orang lain dengan cemoohan, cibiran, hinaan maupun fitnah. Sekeji apa pun orang lain mencemooh, mencibir, menghina ataupun memfitnah, sebuah perbuatan baik tetaplah perbuatan baik.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.