Garden of words -- sekumpulan kata-kata yang berwarna-warni tumbuh di kebun cyber milikku.

Sunday, April 18, 2010

Reminiscing...

Memories
Maybe beautiful and yet
What's too painful to remember
We simply choose to forget
So it's the laughter
We will remember
Whenever we remember
The way we were

(The Way We Were, Barbara Streisand)


Kemarin aku melihat-lihat lagi foto lama yang diambil waktu aku masih studi lanjut, dan ada sekelompok foto yang membuatku tersenyum lebar. Itu fotoku bersama teman-teman sekantor (mahasiswa S2 dan S3) di Monash Uni, tepatnya ruang 134 di Faculty of Education.


Di salah satu foto, tampak Raqib (satu-satunya cowok di ruang itu) duduk di kursi sambil mendongakkan kepala dengan cueknya, sedangkan Renee berlutut di depannya sambil mempersembahkan setangkai bunga matahari kepada Raqib. Aku bersama Nok dan Sara menonton mereka sambil terbengong-bengong, seolah-olah itu suatu kejadian yg shocking untuk kami bertiga. Oh lucunya....indahnya kebersamaan kami.


Aku masih ingat, foto itu dijepret siang hari, setelah kami berkeliling melihat stand-stand yg didirikan di tengah kampus utk memeriahkan orientation days. Ya, pekan orientasi di Monash Uni jauh lebih beradab drpd uni di Indonesia. Ngga ada kakak kelas yg ngerjain atau menghukum mahasiswa baru dg cara apa pun. Yg ada, semua mahasiswa--baik baru maupun lama--bergembira di berbagai stand yg menyediakan barang dan makanan gratis.

Waktu itu kami semua kembali ke kantor abis jalan-jalan di tengah kampus. Badan capek semua krn kebanyakan jalan, dan perut jadi gendut semua krn kebanyakan makan hot dog atau burger gratis. Entah siapa yg mulai, kami mulai mereka-reka enaknya berfoto di kantor dg pose bagaimana. Seingatku, Renee usul spy dia berpose utk melamar Raqib pake bunga. Supaya teman-teman lain bisa ikutan di foto, maka berpose sebagai penonton yg terkaget-kaget ngeliat ulah Renee dan Raqib. Wajah kami semua--menurutku--sama lucunya. Raqib yg cuek, Renee yg memohon, Nok yg nggosip, Sara dan aku yg bengong. Oh my God, betul-betul indah untuk dikenang sekarang. Seandainya aku bisa kembali ke masa lalu, mungkin aku memilih utk kembali ke hari ketika foto itu diambil. Hari itu penuh gelak tawa, dan kami semua betul-betul bahagia.

Bukan berarti hubungan pertemanan di ruang 134 selalu baik-baik saja. Yg namanya bengkerengan pasti ada, wong kami berasal dari negara yg berbeda dengan budaya yg berlainan pula. Salah paham sering terjadi krn hal ini, apalagi aku orangnya sensitif mudah tersinggung. Tiap kali ada tingkah laku teman-teman yg aku ngga sreg, aku pasti tersinggung dan diam sambil mbedodog. Kalo mbedodognya udah numpuk, aku menjauh dr mereka, dan tidak ngantor di sana berhari-hari. Malah pernah aku sensitif banget pas deadline disertasi semakin mendekat, lha kok salah seorang teman di ruang 134 nuduh aku macem-macem. Masih mending kalo dia omong langsung ke aku, ini ngga, dia malahan talk behind my back dan menyebar berbagai fitnah. Biyuh, langsung aku mbedodog tingkat tinggi. Tanpa sepengetahuan mereka, aku minta kantor tersendiri jauh dr ruang 134. Aku berhasil dapat kantor kecil untuk aku sendirian. Teman-teman baru tau aku pindah kantor pas aku angkut barang dari ruang 134 ke kantor baru.

Hubungan kami masih baik setelah aku pindah kantor, tapi tentu tidak sedekat dulu. Kami masih ngobrol kalo berpapasan di fakultas ato di jalan, tapi hanya sebatas basa-basi aja. Setelah aku lulus dr Monash Uni dan kembali ke Indonesia, aku juga pernah email mereka semua. Email itu dibalas sekali, setelah itu tidak dibalas lagi. Tidak apa, mungkin mereka udah sibuk dg pekerjaan masing-masing setelah jadi doktor, ya aku aja yg kurang kerjaan hehehe.

Sekarang aku hanya bisa mengenang masa-masa indah di ruang 134. Seperti lagu di atas, yg terlalu painful dilupakan, yg diingat hanya yg indah-indah aja. Kalo dikilas balik, mungkin ada kejadian yg painful karena mereka tidak sengaja membuat aku jengkel, atau mungkin juga karena aku yg terlalu mudah tersinggung. Itu semua tidak penting sekarang krn udah berlalu, yg lebih penting adalah aku akan selalu mengingat mereka sebagai teman-teman yg sangat baik.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.