Friday, July 30, 2010
Buy from eBay
Aduh, kumattttt. Barusan lihat barang-barang bagus di eBay, kumat lagi hobi belanja. Begitu banyak barang yang ingin ku beli ditawarkan di sana. Maunya pingin klik aja ikutan bidding (menawar) barang di lelang online. Sayang itu tidak mungkin ku lakukan ... hhhhh!
Jadi ingat jaman keemasan pas berada di Ostrali. Di sana aku punya alamat email yg ber-extension monash.edu.au, jadi gampang sekali bikin account di eBay. Alamat email yg ada edu-nya dianggap bisa diandalkan karena pemiliknya punya identitas yg jelas di universitas sebagai staf, dosen atau mahasiswa, sehingga kecil sekali kemungkinan terjadi penipuan kalau bertransaksi di eBay. Kalau tidak salah aku dulu pakai nama rarasberry di account eBayku, pakai email Monash Uni.
Begitu punya account eBay, aku tancap gas beli barang-barang yg ku inginkan dan tersedia dg harga yg murah. Berbagai CD musik yg tidak ada di toko Melbourne bisa ku dapatkan dg harga miring di eBay. Seabrek buku berisi foto-foto Lady Diana juga aku borong. Aku bisa beli portable CD player bergambar Strawberry Shortake dari penjual di Amrik. CD player itu barang baru, sedang CD dan buku bekas semua. Tapi jangan salah, biarpun bekas masih layak pakai dan kualitasnya bagus.
Ketika studi di Ostrali berakhir dan emailku dihapus oleh universitas, aku juga menghapus account eBay tahun 2007. Tanpa email itu, aku tidak bisa melakukan transaksi. Sekarang aku ingin punya account lagi krn ngiler lihat CD dan DVD bagus di sana, tapi tidak mungkin lah buat account di eBay. Aku cuma punya email di Yahoo dan Gmail, dan kalo pakai email tsb aku harus memberikan nomor kartu kredit sebagai jaminan bahwa identitasku tidak awu-awu. Lha kartu kredit yg diterbitkan di Indonesia sudah di-blacklist di seluruh dunia krn banyaknya penyalahgunaan kartu kredit oleh orang Indonesia, mana bisa dipake? Huh, cape deh.
Hmmm...kapan ya bisa punya email ber-extension edu lagi? I wish...I wish....
Tuesday, July 27, 2010
Hypocrisy
Tadi siang ada pemandangan yg bikin trenyuh di kampus. Seorang ibu duduk menangis di kantor jurusan sambil berbicara dengan dosen wali. Anaknya yg jadi mahasiswi di jurusan ini melarikan diri dg pacarnya (yg suami orang) dan tidak mau kembali ke orang tuanya. Lebih tragis lagi, mahasiswi ini dalam keadaan hamil 7 bulan padahal belum menikah. Karena itu ibunya minta tolong dosen wali untuk membujuk anaknya agar mau pulang.
Aku betul-betul kasihan dengan ibu itu. Aku bayangkan, bertahun-tahun lalu wajahnya pasti tersenyum bahagia menimang mahasiswi itu sewaktu bayi, sambil mengucapkan pujian dan harapan-harapan baik untuk bayinya. Dia tentu berharap bayi ini akan menjadi orang yg baik bila dewasa nanti. Tapi apa mau dikata...harapan dan kenyataan ternyata tidak selalu sama. Aku bisa paham kalau ibu itu sedih dan kecewa berat. Apalagi penampilan ibu itu cukup religius, kemungkinan dia juga tahu apa yg menghadang di kehidupan selanjutnya: pertanggungjawaban atas amanah atau titipan berupa anak. Orang tua akan bertanggung jawab atas segala sesuatu yg dilakukan anaknya. Lha kalo anaknya berbuat zinah spt di atas, orang tua nanti juga bakal ditanya dan ada konsekuensinya.
Anak seharusnya menjaga dirinya dr perbuatan tidak baik supaya dia tidak menyusahkan dirinya dan orang tua di kehidupan sekarang & nanti. Sayang, banyak sekali orang yg tidak mempan dinasehati seperti ini. Berkali-kali aku menegur orang yang perbuatannya menjurus ke hal-hal terlarang, eh malah yg bersangkutan tersinggung dan tidak terima. Bahkan menggunakan jurus klasik untuk membalas dan bilang "yah, kamu tidak usah munafik." Lho??? Disuruh jadi orang bener ngga mau, malah nuduh orang lain melakukan maksiat tanpa bukti. Yang tahu bahwa seseorang munafik hanya orang itu sendiri dan Yang Di Atas, jadi kita ngga tau apa orang itu munafik beneran atau pura-pura munafik. Nah, bingung kan? Hehehe.
Sekarang aku tutup mata dan tutup kuping kalo di kampus, drpd berniat baik tapi dibilang munafik. Dan ttg masalah yg dihadapi ibu di atas, semoga akan ada jalan keluar yg terbaik bagi semua pihak.
Aku betul-betul kasihan dengan ibu itu. Aku bayangkan, bertahun-tahun lalu wajahnya pasti tersenyum bahagia menimang mahasiswi itu sewaktu bayi, sambil mengucapkan pujian dan harapan-harapan baik untuk bayinya. Dia tentu berharap bayi ini akan menjadi orang yg baik bila dewasa nanti. Tapi apa mau dikata...harapan dan kenyataan ternyata tidak selalu sama. Aku bisa paham kalau ibu itu sedih dan kecewa berat. Apalagi penampilan ibu itu cukup religius, kemungkinan dia juga tahu apa yg menghadang di kehidupan selanjutnya: pertanggungjawaban atas amanah atau titipan berupa anak. Orang tua akan bertanggung jawab atas segala sesuatu yg dilakukan anaknya. Lha kalo anaknya berbuat zinah spt di atas, orang tua nanti juga bakal ditanya dan ada konsekuensinya.
Anak seharusnya menjaga dirinya dr perbuatan tidak baik supaya dia tidak menyusahkan dirinya dan orang tua di kehidupan sekarang & nanti. Sayang, banyak sekali orang yg tidak mempan dinasehati seperti ini. Berkali-kali aku menegur orang yang perbuatannya menjurus ke hal-hal terlarang, eh malah yg bersangkutan tersinggung dan tidak terima. Bahkan menggunakan jurus klasik untuk membalas dan bilang "yah, kamu tidak usah munafik." Lho??? Disuruh jadi orang bener ngga mau, malah nuduh orang lain melakukan maksiat tanpa bukti. Yang tahu bahwa seseorang munafik hanya orang itu sendiri dan Yang Di Atas, jadi kita ngga tau apa orang itu munafik beneran atau pura-pura munafik. Nah, bingung kan? Hehehe.
Sekarang aku tutup mata dan tutup kuping kalo di kampus, drpd berniat baik tapi dibilang munafik. Dan ttg masalah yg dihadapi ibu di atas, semoga akan ada jalan keluar yg terbaik bagi semua pihak.
Friday, July 23, 2010
New York
"New York kota yang indah. Besar sekali, dan semua ada di sana." Itu kata temanku Jenny yg tinggal di Newton, New Jersey, lebih dari 20 taun lalu. Dia orang Amrik keturunan Colombia, tapi lahir dan besar di Newton. "Kekurangan New York cuma satu: smelly," dia menambahkan. Itu dia ceritakan setelah mengunjungi New York utk pertama kalinya. Sebetulnya New York tidak jauh dr New Jersey krn kedua negara bagian itu bertetangga, hanya dipisahkan oleh air selebar bbrp kilometer. Tapi Jenny memang tidak terlalu banyak bepergian sehingga di usia 20 lebih baru sempat ke NY. Mendengar perkataan "indah, besar, semua ada", siapa yg ngga pingin ke sana? Aku pingin sekali tapi waktu itu kayaknya ngga mungkin deh aku bisa ke NY, duitnya sapa buat beli tiket?
Beberapa tahun kemudian serial Law & Order diputar di RCTI. Serial TV yg mengambil NY sebagai lokasi syuting ini membantu aku utk mengunjungi NY secara virtual, hanya dg menonton saja tanpa injakkan kaki ke sana. Memang NY kota yg indah. Aku suka melihat rumah khas sana: kecil, berdempetan dg rumah sebelah, ada tangga kecil menuju pintu masuk, jendelanya dihiasi bunga warna warni, dan warna dindingnya suram. (Apalagi kalo Chris Noth pas lewat depan rumah itu, pasti lah rumahnya tampak lebih mengagumkan.) Memang di serial itu digambarkan daerah kumuh NY, tapi daerah kumuh kan emang ada di semua kota di dunia, ngga cuma NY aja?
Baru-baru ini aku nonton film The Perfect Man, yg juga mengambil lokasi di NY. Aku jadi semakin suka NY setelah nonton film itu. Rumah khas sana juga dijadikan setting tempat tinggal keluarga yg jadi karakter utama film. Sepertinya cozy to live in. Pemandangan kotanya juga tidak kalah bagusnya. Bahkan Hillary Duff, pemeran utama film itu, bilang bahwa orang yg belum pernah ke New York harus menuliskan 'liat langit New York' di daftar 'hal-hal yg perlu dilakukan sebelum kita menutup mata.' Yah...melihat indahnya kota New York, siapa yg tidak terprovokasi utk datang ke sana kalo dengar anjuran Hillary Duff?
Beberapa tahun kemudian serial Law & Order diputar di RCTI. Serial TV yg mengambil NY sebagai lokasi syuting ini membantu aku utk mengunjungi NY secara virtual, hanya dg menonton saja tanpa injakkan kaki ke sana. Memang NY kota yg indah. Aku suka melihat rumah khas sana: kecil, berdempetan dg rumah sebelah, ada tangga kecil menuju pintu masuk, jendelanya dihiasi bunga warna warni, dan warna dindingnya suram. (Apalagi kalo Chris Noth pas lewat depan rumah itu, pasti lah rumahnya tampak lebih mengagumkan.) Memang di serial itu digambarkan daerah kumuh NY, tapi daerah kumuh kan emang ada di semua kota di dunia, ngga cuma NY aja?
Baru-baru ini aku nonton film The Perfect Man, yg juga mengambil lokasi di NY. Aku jadi semakin suka NY setelah nonton film itu. Rumah khas sana juga dijadikan setting tempat tinggal keluarga yg jadi karakter utama film. Sepertinya cozy to live in. Pemandangan kotanya juga tidak kalah bagusnya. Bahkan Hillary Duff, pemeran utama film itu, bilang bahwa orang yg belum pernah ke New York harus menuliskan 'liat langit New York' di daftar 'hal-hal yg perlu dilakukan sebelum kita menutup mata.' Yah...melihat indahnya kota New York, siapa yg tidak terprovokasi utk datang ke sana kalo dengar anjuran Hillary Duff?
Wednesday, July 21, 2010
My dentist
Gigi itu kecil tapi kalo pas sakit bisa bikin seluruh badan males bergerak. Maunya mlungker aja di tempat tidur, sambil pegang pipi. Perlu diketahui, sakit gigi tidak bisa sembuh sendiri, harus dirawat oleh dokter. Makanya aku segera ke dokter gigi kalo pas sakit gigi, tidak usah nunggu sampe besoknya. Tapi pernah lho...aku sakit gigi pas Jumat malam. Ngilu ngga karu-karuan, tapi ngga bisa ke dokter gigi krn udah tutup. Apesnya lagi, Sabtu dan Minggu pak dokter tidak praktek. Jadinya aku harus menahan sakit selama 3 hari sebelum gigiku dirawat pak dokter pada Senin sore.
Haduh, nahan sakit 3 hari serasa 3 taun. Tapi ada hikmahnya: aku bisa menghasilkan 1 artikel jurnal gara-gara sakit gigi. Lho kok bisa? Sebelum sakit gigi, aku pernah baca cerpen berjudul Angelica, tentang pertemuan seorang bidadari dan anak kecil bernama Addie. Di salah satu bagian cerpen, ada simile antara rasa takut Addie dan sakit gigi. Karena aku pas sakit gigi, aku jadi lebih bisa memahami makna simile ini. Ooo ternyata itu yg dimaksud pengarangnya. Yah, drpd paham maknanya terus dilupakan, mending dituangkan ke tulisan. Setelah jadi, bisa dimuat di jurnal Prasasti.
Menulis artikel itu tentu aja setelah perawatan gigi selese. Mana bisa nulis artikel sambil pegang pipi krn sakit? Pak dokter bilang, gigiku patah di dalam, makanya ngilu. Setelah ditambal, sakitnya hilang. Dokter gigi ini memang top, di Malang termasuk yg no 1 dan ga ada yg mengalahkan ketrampilan dan pengetahuannya di bidang pergigian. Memang mahal banget biaya perawatan gigi di tempat prakteknya, bisa-bisa gaji 1 bulan habis hanya utk merawat satu gigi. Tapi hasilnya bagus kok. Aku udah merawat gigi di sana sejak kecil, masih SD. Sampai sekarang ngga pernah ganti dokter lagi.
Pak dokter ini orang yg sangat, sangat baik. Beliau dulu ikut senang ketika mendengar kabar bahwa aku bisa studi lanjut ke Ostrali, kayaknya beliau banggaaaa gitu. Bahkan anaknya yg juga dokter gigi didorong utk ikutan studi lanjut ke sana juga. Saking senangnya kalo aku studi lanjut, beliau sampai menggratiskan aku dari biaya perawatan gigi. Wah....aku sebetulnya senang banget kalo gratis, bisa hemat jutaan rupiah (that's a lot of money) utk tiap perawatan gigi, tapi kok sungkan juga ya. Lha kalo aku tidak bayar jutaan rupiah itu, terus beliau kan yang nanggung biayanya, bisa tekor nanti. Aku sudah memaksa mau bayar aja, tapi ngga boleh tuh, aku tidak diberitau biayanya habis berapa, lha terus mau mbayar gimana? Waduh, sungkan pokoknya. Terima kasih banyak, pak dokter yg baik hati. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan Bapak. Semoga gigiku mulai saat ini sehat terus tidak pernah sakit. Amin.
Thursday, July 15, 2010
Chris Noth...again
Ngobrol soal Chris Noth, jadi inget pengalaman di Monash Uni dulu. Waktu itu Renee, teman sekantor yg juga ambil S3, seminar proposal disertasinya di Krongold Centre. Kedua dosen pembimbingnya turut hadir utk mendukungnya. Ku liat, salah satu dosennya cakep banget, memang bertampang bule tapi ada wajah Asia-nya dikit. Si dosen ini (halah...sapa namanya, aku dah lupa), sangat sabar & simpatik selama seminar berlangsung. Iseng aku tanya Renee pas seminar selese, sapa nama dosen simpatik itu. Wuah, teman-teman sekantor yg lain langsung ketawa dan bilang macem-macem utk godain aku. Mungkin dikiranya aku naksir dosen itu, padahal emang iya. Lho...gimana sih hahaha.
Saking usilnya, salah satu teman sekantor, Raqib, langsung kirim gambar dosen itu guede banget ke emailku. Aku lupa dia nulis apa di email itu, kalo ga salah panggil dosen itu Pak Cakep dlm bhs Inggris. Dan nakalnya lagi, email itu di-cc ke semua teman sekantor: Renee, Nok, dan Sara. Hahaha duh ini orang. Ga mau kalah, aku langsung balas email ke Raqib dan tak cc ke semua teman juga. Aku bilang, dosen tuh emang cakep tapi ga ada apa-apanya lah dibanding Chris Noth, sambil tak lupa aku attach foto Chris Noth berisi namaku dan tanda tangan Chris. Tambah heboh lah teman-teman sekantor. Mereka pada nanya itu siapa, kok bisa dapet fotonya, ketemunya di mana, dll. Ya ku jawab, I met him in my dream....
Dua hari kemudian, ada berita dari Raqib. Dia cerita ke istrinya bahwa aku yg ngefans berat ke Chris Noth, dan ternyata istrinya juga suka Chris meskipun ngga sampe kirim surat segala. Yg mengejutkan, nurut dia Chris Noth barusan datang ke Melbourne beberapa bulan sebelumnya, yaitu bulan April (waktu itu bulan September kalo ga salah). Oaaaaaahhhh....sayang sekali aku ga tau kalo Chris Noth mo datang ke kota tempat aku menempuh studi. Bulan April itu aku diam-diam pulang ke Indonesia tanpa ijin dosenku krn kangen keluarga, ternyata ada peristiwa penting di Melbourne. Seandainya tau kalo Chris datang, aku pasti ngga jadi pulang ke Indonesia.
Wednesday, July 14, 2010
Chris Noth
Aku betul-betul ngefans berat ama Chris Noth. Cakep, keren, cool abisss! Sejak meliat aktingnya pertama kali di serial TV Law and Order pada dekade 90-an, aku udah kesengsem berat. Dia berperan sbg detektif Mike Logan di sana. Ck ck ck ada pulisi kok keren gitu. Pada waktu itu Law and Order diputar di RCTI seminggu sekali jam 10 malam. Buat aku saat itu jam segitu sangat larut krn biasanya tidur jam 8 ato 9 malam. Tapi seminggu sekali demi melihat Chris Noth di layar kaca, aku bela-belain stay awake sampe jam 11 pas Law and Order selesai.
Ngga cuma nonton wajahnya di TV, aku beranikan diri menulis surat ke Chris Noth melalui stasiun TV di Amrik yg menyiarkan Law and Order, kalo ga salah NBC ya. Aku memuji aktingnya di serial itu, sambil tak lupa minta fotonya yg paling keren & dibubuhi tanda tangan. Beberapa bulan kemudian aku dapat balasan dari dia, berupa amplop besar berisi foto keren ukuran 10R dan ada tanda tangannya. Yg bikin hatiku berbunga-bunga dan bahagia sampai sekarang, dia menuliskan namaku di foto itu. Wah...senangnya! Ternyata Chris Noth ngga cuma handsome, tapi juga perhatian banget sama fans berat seperti aku.
Aku juga punya VCD original 10 episode pertama Law and Order. Taun 2004 ku liat udah ada di rak toko DVD di Melbourne, berupa 1 set berisi 10 DVD. Tapi harganya itu lho bok...mahal banget, $99 per set. Yah...mending beli VCD-nya aja di Indonesia, ngga sampe Rp 200 ribu udah dapat barang yg sama. Emang sih, kualitas gambar VCD lebih memble dibanding DVD, tapi lumayan lah drpd ngga bisa liat wajah Chris Noth di Law and Order hehehe.
Sekarang Chris Noth lebih dikenal sbg Mr. Big di serial ngetop Sex and the City. Wah, aku juga perlu punya filmnya utk ditonton di rumah. Mo download ah...hehehe...
Ngga cuma nonton wajahnya di TV, aku beranikan diri menulis surat ke Chris Noth melalui stasiun TV di Amrik yg menyiarkan Law and Order, kalo ga salah NBC ya. Aku memuji aktingnya di serial itu, sambil tak lupa minta fotonya yg paling keren & dibubuhi tanda tangan. Beberapa bulan kemudian aku dapat balasan dari dia, berupa amplop besar berisi foto keren ukuran 10R dan ada tanda tangannya. Yg bikin hatiku berbunga-bunga dan bahagia sampai sekarang, dia menuliskan namaku di foto itu. Wah...senangnya! Ternyata Chris Noth ngga cuma handsome, tapi juga perhatian banget sama fans berat seperti aku.
Aku juga punya VCD original 10 episode pertama Law and Order. Taun 2004 ku liat udah ada di rak toko DVD di Melbourne, berupa 1 set berisi 10 DVD. Tapi harganya itu lho bok...mahal banget, $99 per set. Yah...mending beli VCD-nya aja di Indonesia, ngga sampe Rp 200 ribu udah dapat barang yg sama. Emang sih, kualitas gambar VCD lebih memble dibanding DVD, tapi lumayan lah drpd ngga bisa liat wajah Chris Noth di Law and Order hehehe.
Sekarang Chris Noth lebih dikenal sbg Mr. Big di serial ngetop Sex and the City. Wah, aku juga perlu punya filmnya utk ditonton di rumah. Mo download ah...hehehe...
Subscribe to:
Posts (Atom)