Cling! Eh, kok kayaknya itu bunyi hapeku ya? Aku sedang duduk di bis Surabaya-Malang, biasa ... pulang kerja. Waktu itu bis baru nyampe Pandaan. Aku ambil hape dari tas, lho ... ternyata tadi ada 1 missed call. Aku cek ternyata dari Dikti. Oeh mati aku. Aku cek sms, nah ... ternyata Dikti kirim sms juga. Hehehe lega. Sms itu isinya permintaan jadi pemateri di Talent Scouting yg akan diadakan di Kupang. Ada pemateri lain yg berhalangan jadi aku diminta gantikan, berhubung aku bisa ya aku iyakan aja.
Kamis lalu aku packing dan berangkat ke Juanda utk terbang ke Kupang. Sampe di Juanda sekitar 2 jam sebelum penerbangan jadi masih banyak waktu, enaknya dihabiskan utk jalan-jalan di sepanjang terminal domestik. Aku emang selalu gitu, mending banyak jalan kalo pas di bandara, daripada duduk terus kan ga sehat, toh bentar lagi duduk lama pas ada di pesawat. Pas jalan deket gate no 8, banyak penumpang Garuda yg barusan datang dari Jakarta. Mereka berjalan menuju pintu keluar, ada yg santai tapi ada pula yg bergegas. Aku liat di depanku ada tiga anak bule yg lari-lari sambil ketawa. Yg pertama anak laki umurnya sekitar 10 taun, tingginya hampir sama dg aku. Yg kedua dan ketiga masih balita. Wajah mereka betul-betul bule...le...le. Kulitnya putih dan rambutnya pirang gelap. Mereka lari-lari kecil di sekitar ibunya, yang ku liat dari belakang tampak seperti orang Indonesia. Kalo liat bentuknya, dia emang orang Indonesia, kulitnya juga kulit Indonesia. Wah, mungkin perempuan Indonesia ini kawin ama orang bule, kok anaknya bule semua. Lalu perempuan itu berhenti berjalan dan menoleh ke belakang meliat anak-anaknya. Oooooo...hahahahaaaaa...aku kenal dia! Itu adalah seorang artis Indonesia yg terkenal. Dia dan adik perempuannya emang sering banget muncul di infotainment, tapi bukan karena prestasinya melainkan karena masalah pribadinya yg sak bajek. Dia emang punya suami bule, seorang rocker di luar negeri. Makanya anak-anaknya juga bule. Seandainya aku ketemu artis macem Chris Noth pasti aku berhenti dan minta foto bersama ato tanda tangan. Tapi kalo artis yg ini ogah ah, hehehe ngapain juga minta foto dg dia, ntar ketularan jadi ga bermoral?
Oke mending konsentrasi ke kerjaan Talent Scouting aja. Terbang lah aku ke Kupang. Semua lancar. Penerbangan langsung dg durasi sekitar 2 jam itu tidak ada hambatan. Sampai di Kupang, aku disambut oleh hawa panas khas daerah pantai. Hotel tempat acara dan menginap pun terletak di tepi sebuah teluk di Kupang. Wow bagus pemandangannya. Cocok deh untuk dikunjungi. Sayang harus banyak kerja hehehe. Tugasnya adalah membantu dosen-dosen di sana yang mau studi lanjut ke luar negeri untuk menyusun proposal sebagai salah satu syarat aplikasi ke universitas yg dituju. Aku dan satu pemateri lain kebagian membantu bahasa Inggrisnya, sedangkan dua pemateri lain lebih ke proposal dan wawancara. Siap membantu!
Sunday, October 30, 2011
Sunday, October 23, 2011
Assessor :)
Hore datang juga akhirnya surat ini. Asesor pada rumpun ilmu bahasa bidang ilmu bahasa Inggris, NIRA 111103901000222, unit kerja FBS Unesa.
Friday, October 21, 2011
Wonder
Aku selalu heran dan takjub kalo ada orang yg merasa dirinya pinter terus juga merasa berhak merendahkan orang lain. Kalo ngeliat orang lain semangatnya pingin nyerang dan mempermalukan mulu. Enak tah, hidup kayak gitu. Setiap waktu pikirannya dipenuhi kebencian terhadap orang lain yg dianggap pesaing, serta mencari cara keji utk merendahkannya. Ga capek tah?Hmhh??
Lagian, jangan kayak katak dalam tempurung dong. Iya dia ngerasa dirinya hebat dan pinter, tapi kalo pas berada di antara orang-orang yg jelas-jelas masih pemula. Coba dia kumpul orang-orang pinter di seluruh dunia....
Semoga suatu saat nanti dia akan beruntung bisa berkumpul dengan orang-orang pinter, sehingga dia tau persis dia seharusnya mendudukkan dirinya di mana. Oewh, by the way, ini ada cerita yg pas utk dia, mumpung masih soal laut:
Dave Hagelberg pernah bercerita tentang temannya yang tenggelam di pantai.
Temannya adalah seorang doktor di bidang geocoastal morphology, yaitu sebuah cabang ilmu mengenai perpantaian yang dipelajari oleh sedikit orang saja, sehingga pakar di bidang ini amat langka.
Ia berdiri di suatu tempat di pantai dan ditegur oleh nelayan.
“Bapak jangan berdiri di situ! Tempat itu sangat berbahaya.”
Dengan tertawa terbahak-bahak, doktor ahli pantai itu berkata,
“Di dunia ini tidak banyak orang yang lebih mengerti seluk beluk perpantaian dibanding saya.”
Ucapannya itu adalah kata-kata yang terakhir. Tiba-tiba ombak menerjang di tempat ia berdiri, menyeretnya ke tengah laut, dan ia pun lenyap.
Apabila diberi kelebihan jangan menyombongkan diri. Jika dikehendaki, apa yg disombongkan bisa diambil kembali oleh Yang Memberi kapan pun.
Lagian, jangan kayak katak dalam tempurung dong. Iya dia ngerasa dirinya hebat dan pinter, tapi kalo pas berada di antara orang-orang yg jelas-jelas masih pemula. Coba dia kumpul orang-orang pinter di seluruh dunia....
Semoga suatu saat nanti dia akan beruntung bisa berkumpul dengan orang-orang pinter, sehingga dia tau persis dia seharusnya mendudukkan dirinya di mana. Oewh, by the way, ini ada cerita yg pas utk dia, mumpung masih soal laut:
Dave Hagelberg pernah bercerita tentang temannya yang tenggelam di pantai.
Temannya adalah seorang doktor di bidang geocoastal morphology, yaitu sebuah cabang ilmu mengenai perpantaian yang dipelajari oleh sedikit orang saja, sehingga pakar di bidang ini amat langka.
Ia berdiri di suatu tempat di pantai dan ditegur oleh nelayan.
“Bapak jangan berdiri di situ! Tempat itu sangat berbahaya.”
Dengan tertawa terbahak-bahak, doktor ahli pantai itu berkata,
“Di dunia ini tidak banyak orang yang lebih mengerti seluk beluk perpantaian dibanding saya.”
Ucapannya itu adalah kata-kata yang terakhir. Tiba-tiba ombak menerjang di tempat ia berdiri, menyeretnya ke tengah laut, dan ia pun lenyap.
Apabila diberi kelebihan jangan menyombongkan diri. Jika dikehendaki, apa yg disombongkan bisa diambil kembali oleh Yang Memberi kapan pun.
Thursday, October 20, 2011
Oh My God!
It's not easy to work with the senior colleagues. It's not easy. Really.
God, what am I doing here? Please help me make it through this duty. Pleeeeeeease. Thank you.
God, what am I doing here? Please help me make it through this duty. Pleeeeeeease. Thank you.
Wednesday, October 19, 2011
What do you expect?
Barusan penyanyi yg punya toyboy tak rasani di dua entry sebelumnya, lha kok menurut berita online prediksiku menjadi kenyataan. Penyanyi ini dikabarkan udah putus dg si toyboy. Putus sungguhan ato nggak, geje juga, wong berita sumir. Kalo mereka putus, mungkin sedih juga ya mereka berdua. Tapi kalo ga putus, malah lebih banyak yg sedih karena keluarga mereka kayaknya ga ada yg menyetujui hubungan mereka. Ya mesti aja ga setuju, itu lumrah, karena perbedaan usia yg jauh tadi. Keluarga toyboy pinginnya dapat mantu yg seusia dan seimbang, sedang keluarga penyanyi itu kuatir kalo dia hanya dimanfaatkan, karena kabarnya penyanyi itu membiayai sebuah usaha si toyboy. Ga tau ah, hehehe ... biar infotainment aja yg mengulas. Aku cuma konfirmasi prediksiku kok.
Monday, October 17, 2011
Umbrella
Tik tik tik ... air jatuh ke kepalaku pas aku naik bis menuju Malang kemarin. Lho, emang hujan ya? Aku tengok keluar jendela, ternyata jalan aspal penuh titik air. Kaca depan bis juga. Wah hujan sungguhan nih. Aku buka ransel dan ku rogoh payung di dasarnya.
"Taspen! Taspen!" teriak kondektur bis. Waktunya siap-siap untuk turun bis yg hendak melewati gedung Taspen. Daripada turun di terminal, mending turun di situ karena lebih cepat. Di dekatnya ada halte tidak resmi tempat angkot pada berhenti menunggu penumpang. Aku jalan ke bagian belakang bis untuk bersiap-siap turun sambil bawa payung.
Kondekturnya liat payungku. "Sedia payung sebelum hujan. Sampeyan udah tau tah kalo mau hujan?" tanya dia. Ku jawab aja, "Panas hujan aku tetep payungan, wong aku perempuan." Penumpang sekitar ketawa kecil. Biarin. Kondekturnya bilang lagi, "Ooo pantes mbak, kulit sampeyan putih." Aku sekarang yg ketawa. Itu memuji apa nyindir? Wong sesiang tadi kulitku disinari oleh matahari yg panas terik di Surabaya...
Sekitar dua tahun lalu, lain lagi pengalaman dg payung. Aku lupa abis ada kegiatan di Surabaya, yg jelas aku pulang pagi sekali. Jam 9am udah sampe di dekat pintu tol Malang, tempat halte bayangan juga untuk bis luar kota yg cari penumpang. Aku menunggu bis Surabaya-Malang yg lewat utk mengantarku pulang. Nah ... itu dia, a bus was approaching. Aku melambai meminta bis berhenti, dan bis direm di dekatku. Tapi ingat, itu halte bayangan yg tidak resmi, jadi bis tidak bisa berhenti lama-lama, nanti kena semprit pak polisi. Penumpang harus cepat naik sehingga bis juga bisa segera berlalu dari sana. Aku lari kecil dan menaiki bis. Wah, tapi kok sulit mo naik soalnya payung yg ku pakai tidak muat untuk melalui pintu bis yg sempit. Iya dong aku pake payung di halte, wong panas gitu. Aku berusaha maju masuk ke bis tapi payungku nyangkut. Kondektur bis yg berdiri di belakangku sebal karena aku tidak bisa cepat masuk, dia kan tidak bisa masuk juga? Karena tidak sabar, dia teriak di belakangku, "Mbak, payungnya mbok ditutup biar bisa masuk! Yah mene wis payungan. Wedi nek kulite ireng be'e!" Hahaha aku geli sendiri. Baru kali ini aku dimarahi orang tapi ngga sakit hati.
"Taspen! Taspen!" teriak kondektur bis. Waktunya siap-siap untuk turun bis yg hendak melewati gedung Taspen. Daripada turun di terminal, mending turun di situ karena lebih cepat. Di dekatnya ada halte tidak resmi tempat angkot pada berhenti menunggu penumpang. Aku jalan ke bagian belakang bis untuk bersiap-siap turun sambil bawa payung.
Kondekturnya liat payungku. "Sedia payung sebelum hujan. Sampeyan udah tau tah kalo mau hujan?" tanya dia. Ku jawab aja, "Panas hujan aku tetep payungan, wong aku perempuan." Penumpang sekitar ketawa kecil. Biarin. Kondekturnya bilang lagi, "Ooo pantes mbak, kulit sampeyan putih." Aku sekarang yg ketawa. Itu memuji apa nyindir? Wong sesiang tadi kulitku disinari oleh matahari yg panas terik di Surabaya...
Sekitar dua tahun lalu, lain lagi pengalaman dg payung. Aku lupa abis ada kegiatan di Surabaya, yg jelas aku pulang pagi sekali. Jam 9am udah sampe di dekat pintu tol Malang, tempat halte bayangan juga untuk bis luar kota yg cari penumpang. Aku menunggu bis Surabaya-Malang yg lewat utk mengantarku pulang. Nah ... itu dia, a bus was approaching. Aku melambai meminta bis berhenti, dan bis direm di dekatku. Tapi ingat, itu halte bayangan yg tidak resmi, jadi bis tidak bisa berhenti lama-lama, nanti kena semprit pak polisi. Penumpang harus cepat naik sehingga bis juga bisa segera berlalu dari sana. Aku lari kecil dan menaiki bis. Wah, tapi kok sulit mo naik soalnya payung yg ku pakai tidak muat untuk melalui pintu bis yg sempit. Iya dong aku pake payung di halte, wong panas gitu. Aku berusaha maju masuk ke bis tapi payungku nyangkut. Kondektur bis yg berdiri di belakangku sebal karena aku tidak bisa cepat masuk, dia kan tidak bisa masuk juga? Karena tidak sabar, dia teriak di belakangku, "Mbak, payungnya mbok ditutup biar bisa masuk! Yah mene wis payungan. Wedi nek kulite ireng be'e!" Hahaha aku geli sendiri. Baru kali ini aku dimarahi orang tapi ngga sakit hati.
Sunday, October 16, 2011
Demi
Demi Moore adalah aktris favoritku jaman 80-an dulu. Wajahnya banyak menghiasi film-film anak muda pada masa itu. Orang mungkin lebih mengenalnya lewat film "Ghost" dengan potongan rambutnya yg khas, tapi aku lebih suka nonton dia di film "St Elmo's Fire" dan "About Last Night", ketika wajahnya betul-betul cantik dan fresh khas teenager Amrik.
Sekarang usianya udah 48, udah tidak muda lagi, tapi wajahnya masih cantik dan masih banyak produser film yg menawarkan peran untuknya. Sayangnya, baru-baru ini hidupnya diterjang masalah sehingga porak poranda gara-gara satu benda: toyboy. Suaminya Ashton Kutcher yg usianya 15 taun lebih muda membuat skandal yg mempermalukan Demi. Si toyboy ato biasa disebut brondong ini mengadakan pesta dengan beberapa gadis muda umur 20-an di sebuah hotel justru pada ulang taun pernikahannya dengan Demi. Wekkk. Skandal ini menjadi berita hangat di internet, berbagai koran dan majalah online membahasnya. Orang-orang di seluruh dunia pun ramai-ramai mengomentari berita online itu. Intinya, tidak ada yg mendukung Demi dan si toyboy utk mempertahankan pernikahannya. Dengan jarak usia yg segitu jauh, "what do you expect?" ... tulis komentar itu. Yg lain menambahkan "We, men, are visual creatures." untuk menegaskan bahwa gender ini memang suka melihat hal-hal yg menyenangkan, jadi apa yg dilakukan Ashton itu bukan sesuatu yg aneh, malah lumrah. Karena itu mungkin jalan terbaik kalo mereka emang pisah, drpd ada yg makan hati. Pisah sungguhan ato tidak, itu mungkin urusan Demi & Ashton.
Aku sendiri sempat heran pas mereka jadian. Lho, kok bisa se? Aku tidak yakin hubungan mereka bakal langgeng karena aku juga tidak yakin hubungan itu didasari rasa hormat terhadap pasangan. Kesannya, yg satu memanfaatkan yg lain. Demi udah malang melintang sekian taun di industri film, udah punya nama dan karenanya juga punya banyak $dolar$. Sedangkan Ashton adalah pendatang baru, dan bukan tipe aktor yg melejit namanya. Prestasinya biasa aja dan dolarnya juga biasa aja. Mungkin utk mendongkrak popularitas dan isi dompet, Ashton mau aja diminta utk menikahi Demi. Terbukti, orang jadi lebih kenal namanya, padahal aktingnya juga masih biasa aja. Dia pasti masuk berita karena ada hubungannya dengan Demi Moore, bukan karena dirinya sendiri. Kalo akhirnya skandal itu terjadi, ya itu tadi ... lumrah. Mungkin setelah punya nama & tambahan dolar, dia merasa perlu untuk menyudahi hubungan itu. Tapi caranya itu lhoooo ... ga terhormat blas.
Yah, sudahlah, emang toyboy. What do you expect? Memang mereka tidak punya rasa hormat terhadap orang lain, kerjanya memanfaatkan mulu. Ga ada ceritanya, toyboy jadian ama wanita yang lebih miskin, pasti wanitanya lebih kaya karena memang itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya (atau malah seburuk-buruknya??) oleh si toyboy. Ini juga pernah terjadi di Indonesia kan. Seorang pelawak terkenal juga pernah menikahi toyboy, tapi belum satu taun si toyboy lari sambil bawa mobil punya pelawak itu. Tinggal tunggu tanggal mainnya, seorang penyanyi yg juga punya toyboy apa bakal mengalami nasib yg sama. Teman-teman sekuliahku juga ada yg jadi korban toyboy kok. Paling tidak ada dua, itu yg aku tau, yg aku tidak tau mungkin lebih dr itu. Mereka temen kuliah S1 dulu, cantik dan sangat pandai. Dua-duanya pamuncak di kelas tiap semester. Setelah lulus, tanpa S2 pun mereka bisa jadi business women yg berhasil sehingga punya rumah & mobil lebih dr satu. Suami mereka pun juga orang baik-baik, dan anaknya lucu-lucu. Sayangnya, mereka terjebak toyboy. Caranya sangat halus. Pada awalnya si toyboy pakai 'ilmu sastra'. Dia memuji temenku setinggi langit krn kepandaian & kecantikannya. Jurus puisi dan pantun pun dilancarkan sehingga temenku terbuai dan merasa tersanjung. Kalo udah berhasil menyanjung, maka dipakailah 'ilmu fisika'. Dia mulai membangun hubungan fisik yg tidak perlu diceritakan di sini. Yg terakhir, 'ilmu ekonomi' lah yg dilancarkan. Dia mulai minta $uang$ dan juga minta dibelikan gadget canggih seperti iPod, hape, dll. Jadi ... intinya ... it's all about money. Motifnya adalah $uang$. Kalo pun ada ilmu sastra dan ilmu fisika seperti yg ku ceritakan tadi, itu hanyalah pengantar menuju isi pokoknya: money, duit, uang, das Geld.
Karena itu, waspada ... waspada ...
Thursday, October 13, 2011
Somatic delusion
"Mas, saya mau ikut acara Dikti."
"Sebentar ya, Bu. Silahkan duduk dulu."
Ya aku duduk di sofa di lobby hotel Griyadi Montana sambil menunggu aba-aba untuk boleh masuk ke ruang Anggrek tempat acara monev Sandwich Program & PAR yg diselenggarakan oleh Dikti. Tunggu punya tunggu, eh kok ga dipersilahkan juga. Petugas hotel masih sibuk bersih-bersih ruang dan menyiapkan sound system. Ya udah, drpd bosen ku buka laptop dan konek ke internet. Browsing pertanyaan di Yahoo Answer, ada satu yg menarik & ingin ku jawab. Penanya mengungkapkan kejengkelannya atas banyaknya pertanyaan bertema sama: murid-murid sekolah dan persepsi bahwa guru mereka punya hati ke mereka. Anak-anak kecil ini nulis pertanyaan di YA yg pamer ato minta konfirmasi tentang guru-guru yang naksir mereka karena suka ngeliat mereka lama-lama ato suka tanya ini itu ato ngasih nilai bagus. Hueeeeeekssss. Anak-anak kecil yg menjijikkan. Pergi ke sekolah tidak untuk menuntut ilmu sebagai bekal di dunia dan akhirat, tapi hanya untuk cari fun yg ga penting blas. GR banget se.
Penanya yg ku sebut di atas rupanya gerah juga ya membaca begitu banyak pertanyaan ga penting & menjijikkan (krn tidak etis) bertema sama kok bersliweran di YA. Dia nanya itu sungguhan terjadi apa nggak. Dia bahkan menyebut fenomena ini somatic delusion. Dia curiga itu cuma khayalan anak-anak kecil itu aja, dan sebetulnya guru-guru itu ngga ada rasa sama sekali ke mereka. Aku sih setuju aja ama penanya. Anak-anak kecil itu memang punya daya khayal tinggi, membayangkan seolah-oleh gurunya jatuh hati ke mereka. Mungkin itu cuma pelarian aja dari kenyataan yg mengecewakan. Misalnya dapet nilai jelek ato emang mereka aja yg wajahnya jelek, sehingga untuk menghibur diri dibuatlah fantasi tingkat tinggi buat mengimbangi kenyataan yg menyedihkan. Tapi manusia kan hidup di dunia nyata, bukan di dunia fantasi???
Aku setuju dengan penanya itu, bahwa semua hanya khayalan anak kecil. Aku tambahkan juga "Please just ignore them, what they write isn't worth reading." Lha ngapain juga baca khayalan, mending baca ilmu kan.
Dua hari setelah itu, aku capek letoy buka laptop dan konek internet di hotel Royal Victoria di Sangatta. Seharian tadi kasih pelatihan tentang SKL ke guru-guru SMA & SMK di Sangatta, Kaltim. Pelatihannya di ballroom, untung dapat tempat menginap di tempat yg sama. Meski beda lantai, ga papa karena tidak perlu jalan jauh untuk beristirahat. Nah, setelah konek internet, aku buka emailku. Eh, ternyata jawabanku di atas dianggap best answer oleh penanya. Hehehe ... berarti aku betul dong?
"Sebentar ya, Bu. Silahkan duduk dulu."
Ya aku duduk di sofa di lobby hotel Griyadi Montana sambil menunggu aba-aba untuk boleh masuk ke ruang Anggrek tempat acara monev Sandwich Program & PAR yg diselenggarakan oleh Dikti. Tunggu punya tunggu, eh kok ga dipersilahkan juga. Petugas hotel masih sibuk bersih-bersih ruang dan menyiapkan sound system. Ya udah, drpd bosen ku buka laptop dan konek ke internet. Browsing pertanyaan di Yahoo Answer, ada satu yg menarik & ingin ku jawab. Penanya mengungkapkan kejengkelannya atas banyaknya pertanyaan bertema sama: murid-murid sekolah dan persepsi bahwa guru mereka punya hati ke mereka. Anak-anak kecil ini nulis pertanyaan di YA yg pamer ato minta konfirmasi tentang guru-guru yang naksir mereka karena suka ngeliat mereka lama-lama ato suka tanya ini itu ato ngasih nilai bagus. Hueeeeeekssss. Anak-anak kecil yg menjijikkan. Pergi ke sekolah tidak untuk menuntut ilmu sebagai bekal di dunia dan akhirat, tapi hanya untuk cari fun yg ga penting blas. GR banget se.
Penanya yg ku sebut di atas rupanya gerah juga ya membaca begitu banyak pertanyaan ga penting & menjijikkan (krn tidak etis) bertema sama kok bersliweran di YA. Dia nanya itu sungguhan terjadi apa nggak. Dia bahkan menyebut fenomena ini somatic delusion. Dia curiga itu cuma khayalan anak-anak kecil itu aja, dan sebetulnya guru-guru itu ngga ada rasa sama sekali ke mereka. Aku sih setuju aja ama penanya. Anak-anak kecil itu memang punya daya khayal tinggi, membayangkan seolah-oleh gurunya jatuh hati ke mereka. Mungkin itu cuma pelarian aja dari kenyataan yg mengecewakan. Misalnya dapet nilai jelek ato emang mereka aja yg wajahnya jelek, sehingga untuk menghibur diri dibuatlah fantasi tingkat tinggi buat mengimbangi kenyataan yg menyedihkan. Tapi manusia kan hidup di dunia nyata, bukan di dunia fantasi???
Aku setuju dengan penanya itu, bahwa semua hanya khayalan anak kecil. Aku tambahkan juga "Please just ignore them, what they write isn't worth reading." Lha ngapain juga baca khayalan, mending baca ilmu kan.
Dua hari setelah itu, aku capek letoy buka laptop dan konek internet di hotel Royal Victoria di Sangatta. Seharian tadi kasih pelatihan tentang SKL ke guru-guru SMA & SMK di Sangatta, Kaltim. Pelatihannya di ballroom, untung dapat tempat menginap di tempat yg sama. Meski beda lantai, ga papa karena tidak perlu jalan jauh untuk beristirahat. Nah, setelah konek internet, aku buka emailku. Eh, ternyata jawabanku di atas dianggap best answer oleh penanya. Hehehe ... berarti aku betul dong?
Tuesday, October 4, 2011
Harvest Moon
Kalo dipikir-pikir, hidupku dua tahun terakhir kok seperti di game Harvest Moon (HM) aja. HM adalah sebuah permainan strategi di mana seorang cowok atau cewek harus merawat sebuah tanah pertanian yg telah ditinggal oleh pemiliknya selama-lamanya. Tanah pertanian itu awalnya sangat tak terawat, dipenuhi rumput liar, kayu dan batu. Di pojoknya ada sebuah rumah kecil, dan tak jauh dr rumah ada kandang sapi & kambing serta kandang ayam. Rumahnya sangat sangat sederhana, cuma ada tempat tidur kecil, bedside table, serta TV. Kandangnya pada kosong ga ada hewan ternaknya. Untungnya kolam ikan terisi air bersih dan ada anjing yg setia menemani.
Tokohnya harus bekerja ekstra keras agar tanah pertanian bisa menghasilkan produk berupa sayur dan buah, susu, wool, dan telur ayam. Untuk mendapatkan uang demi membesarkan tanah pertaniannya, produk ini harus dijual tiap hari. Pelan-pelan, uang akan semakin banyak sehingga rumahnya jadi lebih besar dan isinya lebih lengkap. Begitu pula kandang ayam dan sapi, bisa jadi lebih besar sehingga bisa memelihara ternak lebih banyak pula.
Aku sendiri juga seperti itu. Taun 2009 harus pindah ke rumah ini karena diusir dari rumah dinas punya negara. Waktu aku beli, rumah ini rusak berat karena udah tidak ditinggali selama 5 taun. Genteng banyak yg hilang sehingga eternit jebol terkena air hujan dan lantai menghitam karena debu dan kotoran. Teralis hilang semua diambil entah siapa, tinggal tersisa satu. Yang namanya tanaman liar tumbuh tinggi dan rapat di halaman belakang maupun depan. Bahkan ada beberapa yg lebih tinggi dr aku. Kaca jendela banyak yg pecah. Pokoknya kondisi rumah itu mengenaskan ketika aku melihatnya pertama kali. Tapi karena aku butuh rumah untuk ditinggali dan itu satu-satunya rumah yang aku bisa afford, maka ku beli lah rumah itu. Renovasi yg penting-penting aja, ga perlu semua, asal bisa ditinggali udah bagus. Itu makan waktu sekitar 3 bulan!
Setelah selese renovasi, mulai kubenahi halaman depan dan belakang. Aku tanam bunga-bunga yg ku bawa dari rumah lama, antara lain mawar dan amaryllis. Pak tukang juga menyumbang beberapa tanaman hias. Pas pindah itu kan musim mangga dan apukat, biji-bijinya yang kubuang ke tanah kok trubus. Ya udah, ku tanam sekalian di halaman rumah. Satu lagi, tanaman ceri banyak tumbuh dengan liar di belakang rumah. Mereka ku cabuti, tapi ku sisakan satu dan ku biarkan tumbuh sampe besar. Sekarang pohon ceri itu sudah sangat rimbun. Tiap hari berbuah mulu kerjanya. Asyiiik, tiap hari makan ceri. Aku dapat buah gratis yang lezat dan sehat bebas pestisida dan pengawet. Persis di Harvest Moon, nanam buah yg bisa dimakan (meskipun aku tak bisa menjualnya).
Aku tidak tahu kapan isi rumahku bisa lengkap seperti di Harvest Moon. Sekarang cuma ada satu meja pemberian adikku, kursi pemberian kakakku, mesin cuci yg ku bawa dr rumah lama, tempat tidur, rak buku, dan lima buah kursi. Aku tak punya sofa, meja rias, bufet, dan mebel lain yang penting. Nggak tau kapan bisa beli, itu ga penting hehehehe. Yg penting tiap hari maem ceri gratis....
Sunday, October 2, 2011
Taking a nap (didn't want to wake up)
Seperti biasa, kalo hari Minggu begini aku jadi males banget. Maunya tidur mulu. Begitu juga tadi pagi. Bangun tidur sebelum subuh, terus ngenet, terus berkebun, mandi. Kok ngantuk ya? Dg rambut masih basah abis keramas, aku merebahkan diri ke tempat tidur. Ku tarik selimut Strawberry Shortcake warna pink sampe menutupi badan. Melungker, terus tidur. Eeeh ... pucuk di cinta ulam tiba ... lha kok mimpi ketemu Chris Noth! Sayangnya aku ga seberapa ingat mimpi itu tentang apa. Aku juga ga ingat dia datang di mimpiku sebagai Detective Logan, ato Mr. Big, ato sebagai dirinya sendiri. Yg jelas, dia bolak balik lewat dekatku di mimpi itu. Dia pake kemeja warna terang tanpa jas. Aduh, berbunga-bunga hatiku. Aku tidak mau bangun, pingin mimpi terus aja. Tapi sayang, aku akhirnya bangun juga. Pas masjid deket rumah mengumandangkan adzan Dhuhur, aku terbangun.
Semoga mimpi itu akan diteruskan nanti malam. Heheheheeeee.....
Semoga mimpi itu akan diteruskan nanti malam. Heheheheeeee.....
Subscribe to:
Posts (Atom)