Tuesday, October 4, 2011
Harvest Moon
Kalo dipikir-pikir, hidupku dua tahun terakhir kok seperti di game Harvest Moon (HM) aja. HM adalah sebuah permainan strategi di mana seorang cowok atau cewek harus merawat sebuah tanah pertanian yg telah ditinggal oleh pemiliknya selama-lamanya. Tanah pertanian itu awalnya sangat tak terawat, dipenuhi rumput liar, kayu dan batu. Di pojoknya ada sebuah rumah kecil, dan tak jauh dr rumah ada kandang sapi & kambing serta kandang ayam. Rumahnya sangat sangat sederhana, cuma ada tempat tidur kecil, bedside table, serta TV. Kandangnya pada kosong ga ada hewan ternaknya. Untungnya kolam ikan terisi air bersih dan ada anjing yg setia menemani.
Tokohnya harus bekerja ekstra keras agar tanah pertanian bisa menghasilkan produk berupa sayur dan buah, susu, wool, dan telur ayam. Untuk mendapatkan uang demi membesarkan tanah pertaniannya, produk ini harus dijual tiap hari. Pelan-pelan, uang akan semakin banyak sehingga rumahnya jadi lebih besar dan isinya lebih lengkap. Begitu pula kandang ayam dan sapi, bisa jadi lebih besar sehingga bisa memelihara ternak lebih banyak pula.
Aku sendiri juga seperti itu. Taun 2009 harus pindah ke rumah ini karena diusir dari rumah dinas punya negara. Waktu aku beli, rumah ini rusak berat karena udah tidak ditinggali selama 5 taun. Genteng banyak yg hilang sehingga eternit jebol terkena air hujan dan lantai menghitam karena debu dan kotoran. Teralis hilang semua diambil entah siapa, tinggal tersisa satu. Yang namanya tanaman liar tumbuh tinggi dan rapat di halaman belakang maupun depan. Bahkan ada beberapa yg lebih tinggi dr aku. Kaca jendela banyak yg pecah. Pokoknya kondisi rumah itu mengenaskan ketika aku melihatnya pertama kali. Tapi karena aku butuh rumah untuk ditinggali dan itu satu-satunya rumah yang aku bisa afford, maka ku beli lah rumah itu. Renovasi yg penting-penting aja, ga perlu semua, asal bisa ditinggali udah bagus. Itu makan waktu sekitar 3 bulan!
Setelah selese renovasi, mulai kubenahi halaman depan dan belakang. Aku tanam bunga-bunga yg ku bawa dari rumah lama, antara lain mawar dan amaryllis. Pak tukang juga menyumbang beberapa tanaman hias. Pas pindah itu kan musim mangga dan apukat, biji-bijinya yang kubuang ke tanah kok trubus. Ya udah, ku tanam sekalian di halaman rumah. Satu lagi, tanaman ceri banyak tumbuh dengan liar di belakang rumah. Mereka ku cabuti, tapi ku sisakan satu dan ku biarkan tumbuh sampe besar. Sekarang pohon ceri itu sudah sangat rimbun. Tiap hari berbuah mulu kerjanya. Asyiiik, tiap hari makan ceri. Aku dapat buah gratis yang lezat dan sehat bebas pestisida dan pengawet. Persis di Harvest Moon, nanam buah yg bisa dimakan (meskipun aku tak bisa menjualnya).
Aku tidak tahu kapan isi rumahku bisa lengkap seperti di Harvest Moon. Sekarang cuma ada satu meja pemberian adikku, kursi pemberian kakakku, mesin cuci yg ku bawa dr rumah lama, tempat tidur, rak buku, dan lima buah kursi. Aku tak punya sofa, meja rias, bufet, dan mebel lain yang penting. Nggak tau kapan bisa beli, itu ga penting hehehehe. Yg penting tiap hari maem ceri gratis....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.