Garden of words -- sekumpulan kata-kata yang berwarna-warni tumbuh di kebun cyber milikku.

Monday, October 17, 2011

Umbrella

Tik tik tik ... air jatuh ke kepalaku pas aku naik bis menuju Malang kemarin. Lho, emang hujan ya? Aku tengok keluar jendela, ternyata jalan aspal penuh titik air. Kaca depan bis juga. Wah hujan sungguhan nih. Aku buka ransel dan ku rogoh payung di dasarnya.

"Taspen! Taspen!" teriak kondektur bis. Waktunya siap-siap untuk turun bis yg hendak melewati gedung Taspen. Daripada turun di terminal, mending turun di situ karena lebih cepat. Di dekatnya ada halte tidak resmi tempat angkot pada berhenti menunggu penumpang. Aku jalan ke bagian belakang bis untuk bersiap-siap turun sambil bawa payung.

Kondekturnya liat payungku. "Sedia payung sebelum hujan. Sampeyan udah tau tah kalo mau hujan?" tanya dia. Ku jawab aja, "Panas hujan aku tetep payungan, wong aku perempuan." Penumpang sekitar ketawa kecil. Biarin. Kondekturnya bilang lagi, "Ooo pantes mbak, kulit sampeyan putih." Aku sekarang yg ketawa. Itu memuji apa nyindir? Wong sesiang tadi kulitku disinari oleh matahari yg panas terik di Surabaya...

Sekitar dua tahun lalu, lain lagi pengalaman dg payung. Aku lupa abis ada kegiatan di Surabaya, yg jelas aku pulang pagi sekali. Jam 9am udah sampe di dekat pintu tol Malang, tempat halte bayangan juga untuk bis luar kota yg cari penumpang. Aku menunggu bis Surabaya-Malang yg lewat utk mengantarku pulang. Nah ... itu dia, a bus was approaching. Aku melambai meminta bis berhenti, dan bis direm di dekatku. Tapi ingat, itu halte bayangan yg tidak resmi, jadi bis tidak bisa berhenti lama-lama, nanti kena semprit pak polisi. Penumpang harus cepat naik sehingga bis juga bisa segera berlalu dari sana. Aku lari kecil dan menaiki bis. Wah, tapi kok sulit mo naik soalnya payung yg ku pakai tidak muat untuk melalui pintu bis yg sempit. Iya dong aku pake payung di halte, wong panas gitu. Aku berusaha maju masuk ke bis tapi payungku nyangkut. Kondektur bis yg berdiri di belakangku sebal karena aku tidak bisa cepat masuk, dia kan tidak bisa masuk juga? Karena tidak sabar, dia teriak di belakangku, "Mbak, payungnya mbok ditutup biar bisa masuk! Yah mene wis payungan. Wedi nek kulite ireng be'e!" Hahaha aku geli sendiri. Baru kali ini aku dimarahi orang tapi ngga sakit hati.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.