"Setelah break nanti, bapak ibu satu persatu maju ke depan kelas memperagakan cara mengajar speaking yg menarik dan menyenangkan. Sekarang makan siang dulu. Sampai ketemu nanti."
Aku mengemasi modul dan alat tulis di meja, lalu meninggalkan ruang tempat penyelenggaraan PLPG menuju tempat makan siang. Waktu itu tahun 2008, pertama kalinya aku jadi instruktur PLPG. Itu pun menggantikan instruktur lain yg sedang sakit. Selain dapat mata diklat CCU, aku juga harus melatih guru-guru SMK untuk mengajar speaking Bahasa Inggris. Mulai pagi sampe menjelang siang, aku jelaskan sedikit teori tentang pengajaran speaking dan ku beri contoh-contoh teknik mengajar yg menarik. Setelah itu, tentu saja guru-guru harus berbagi teknik yg telah mereka gunakan dengan peserta PLPG lain.
Setelah istirahat siang berakhir, aku kembali ke kelas. Sewaktu aku menaruh tas di meja, seorang peserta bergegas mendekati aku. Bapak itu wajahnya pucat dan berkeringat, badannya agak menggigil. Dia menggunakan jaket, dan memberitau aku dengan suara agak gemetar, "Bu, saya nanti tidak presentasi ya. Saya tidak enak badan. Pokoknya saya hadir di sini, tapi saya tidak maju." Wah, kasian juga ya. Aku iyakan aja.
Berikutnya, peserta aku persilakan untuk maju secara suka rela dan menjelaskan sedikit ttg permainan bahasa yg akan mereka terapkan di kelas speaking, lalu memainkannya dengan peserta lain. Pura-pura dia jadi gurunya, peserta lain jadi muridnya. Tak ku nyana dan tak ku duga, banyak juga peserta yg segera maju satu persatu dan berbagi permainan bahasa yg lucu-lucu, menarik dan sangat seru! Semua dibuat tertawa tergelak-gelak, termasuk aku tentunya. Guru-guru ini betul-betul pendidik yg kreatif. Aku yakin mereka adalah guru yg sangat berdedikasi pada profesinya.
Setelah tiga guru maju dan membuat seisi kelas riuh rendah, tiba-tiba ... sangat tidak ku nyana dan sangat tidak ku duga ... bapak yg mengeluh sakit tadi berdiri dan dengan semangat mengacungkan tangannya. "Sekarang saya bu!" Lho ... barusan beberapa menit tadi keliatan sangat tidak sehat, tiba-tiba kok jadi super sehat? Aku tidak berkomentar, tapi cuman menjawab, "Ya, pak, silakan." Masih bersemangat, dia melangkah ke depan kelas dan menyajikan suatu permainan yg tidak kalah menarik dan lucu. Sama sekali tidak nampak tanda-tanda sakit pada bapak itu.
Ooo jadi bapak ini ternyata tidak sakit, tapi cuman nervous aja karena diminta maju ke depan kelas. Hahaha. Begitu gugupnya sampe berkeringat dingin dan gemetar. Untung teman-temannya pandai menciptakan suasana yg kondusif di kelas, sehingga gugupnya langsung hilang berganti menjadi semangat 45.
Monday, August 27, 2012
Friday, August 24, 2012
Royal headache
Baru-baru ini beredar foto Pangeran Harry dari Inggris, dan hebohnya, pewaris tahta urutan no 3 itu tidak mengenakan selembar pakaian pun. Foto yg dijepret di hotel mewah Wynn di Las Vegas itu menjadi semakin heboh karena nampak ada wanita yang juga tak berpakaian. Ternyata pangeran itu main naked billyard (ga tau game apa pula tuh) di sebuah kamar yg bertarif lebih dari 5000 poundsterling.
Bisa ditebak, foto itu langsung beredar luas di jagat maya dan dimuat oleh berbagai situs berita di dunia. Kabarnya Harry pulang ke Inggris untuk menjelaskan perilakunya yg liar itu kepada ratu Inggris dan ayah Harry, yaitu Pangeran Charles. Kabarnya pula, petugas Scotland Yard yg mengawal Harry menanggung beban yg berat atas bocornya foto-foto itu. Mereka dianggap lalai, tidak melarang sekelompok wanita yg mengambil foto Harry sewaktu dia tak berbaju, sehingga mereka bersalah atas beredarnya foto tersebut.
Menurut berita NY Daily News, pengawal-pengawal itu justru lebih berat kesalahannya drpd Harry. Ealaaaah enak banget ya jadi pangeran di Inggris. Telanjang di hotel mewah yg dibayar dg pajak rakyat Inggris, setelah fotonya beredar malah nuding orang lain sbg orang yg bersalah. Lha emang pengawalnya nyuruh buka baju tah?
Salah seorang sahabat ibunya Harry malah bilang bahwa yg dilakukan Harry itu bukan sesuatu yg salah. Alamakkkkkkkk! Ya udah tau semua orang punya privacy yg harus dihormati. Aku setuju aja. Tapi terlepas dari privacy, Harry adalah seorang pangeran. Dia memegang urutan ketiga di tahta kerajaan Inggris. Ndak main-main, kalo urutan 1 dan 2 ga bisa naik tahta, ya dia yg akan jadi raja Inggris. Masa calon raja Inggris tingkahnya kaya gitu? Mabuk di hotel Las Vegas, sampe buka baju segala, dan menyia-nyiakan duit rakyat utk kenakalan seperti itu? Jadilah teladan bagi rakyat. Jangan bertingkah liar gitu. Yang membela Harry malah jauh lebih parah nih.
Tak ayal kelakuan Harry seperti menyiram bensin ke api yg disulut oleh proponen republik Australia. Selama ini Australia menjadi negara Commonwealth yg memiliki hubungan amat dekat dengan Inggris, tapi dua dekade terakhir semakin kuat desakan rakyat Australia utk melepaskan diri dari kerajaan Inggris dan menjadi negara republik. Kalo ga salah di akhir dekade 90an pernah diadakan referendum, dan mayoritas rakyat Australia ternyata lebih memilih negara berbentuk republik daripada persemakmuran. Tapi entah kenapa, negara republik itu tidak kunjung terwujud, mungkin karena pro persemakmuran masih kuat bercokol di pemerintahan meski jumlahnya sedikit. Nah, situs berita news.com.au menurunkan opini mengenai pentingnya Australia melepaskan diri dari Inggris setelah ada skandal foto Harry yg melanggar etika. Selama ratu Elizabeth memerintah Britania Raya, Australia masih segan utk memutus hubungan dengan kerajaan. Tetapi anak-anak dan cucu sang ratu betul-betul tidak mendapat tempat di hati rakyat Australia, makanya ga janji deh nanti masih jadi persemakmuran kalo ratu turun tahta. Pasti pihak kerajaan Inggris sedang pusing saat ini ....
Bisa ditebak, foto itu langsung beredar luas di jagat maya dan dimuat oleh berbagai situs berita di dunia. Kabarnya Harry pulang ke Inggris untuk menjelaskan perilakunya yg liar itu kepada ratu Inggris dan ayah Harry, yaitu Pangeran Charles. Kabarnya pula, petugas Scotland Yard yg mengawal Harry menanggung beban yg berat atas bocornya foto-foto itu. Mereka dianggap lalai, tidak melarang sekelompok wanita yg mengambil foto Harry sewaktu dia tak berbaju, sehingga mereka bersalah atas beredarnya foto tersebut.
Menurut berita NY Daily News, pengawal-pengawal itu justru lebih berat kesalahannya drpd Harry. Ealaaaah enak banget ya jadi pangeran di Inggris. Telanjang di hotel mewah yg dibayar dg pajak rakyat Inggris, setelah fotonya beredar malah nuding orang lain sbg orang yg bersalah. Lha emang pengawalnya nyuruh buka baju tah?
Salah seorang sahabat ibunya Harry malah bilang bahwa yg dilakukan Harry itu bukan sesuatu yg salah. Alamakkkkkkkk! Ya udah tau semua orang punya privacy yg harus dihormati. Aku setuju aja. Tapi terlepas dari privacy, Harry adalah seorang pangeran. Dia memegang urutan ketiga di tahta kerajaan Inggris. Ndak main-main, kalo urutan 1 dan 2 ga bisa naik tahta, ya dia yg akan jadi raja Inggris. Masa calon raja Inggris tingkahnya kaya gitu? Mabuk di hotel Las Vegas, sampe buka baju segala, dan menyia-nyiakan duit rakyat utk kenakalan seperti itu? Jadilah teladan bagi rakyat. Jangan bertingkah liar gitu. Yang membela Harry malah jauh lebih parah nih.
Tak ayal kelakuan Harry seperti menyiram bensin ke api yg disulut oleh proponen republik Australia. Selama ini Australia menjadi negara Commonwealth yg memiliki hubungan amat dekat dengan Inggris, tapi dua dekade terakhir semakin kuat desakan rakyat Australia utk melepaskan diri dari kerajaan Inggris dan menjadi negara republik. Kalo ga salah di akhir dekade 90an pernah diadakan referendum, dan mayoritas rakyat Australia ternyata lebih memilih negara berbentuk republik daripada persemakmuran. Tapi entah kenapa, negara republik itu tidak kunjung terwujud, mungkin karena pro persemakmuran masih kuat bercokol di pemerintahan meski jumlahnya sedikit. Nah, situs berita news.com.au menurunkan opini mengenai pentingnya Australia melepaskan diri dari Inggris setelah ada skandal foto Harry yg melanggar etika. Selama ratu Elizabeth memerintah Britania Raya, Australia masih segan utk memutus hubungan dengan kerajaan. Tetapi anak-anak dan cucu sang ratu betul-betul tidak mendapat tempat di hati rakyat Australia, makanya ga janji deh nanti masih jadi persemakmuran kalo ratu turun tahta. Pasti pihak kerajaan Inggris sedang pusing saat ini ....
Thursday, August 23, 2012
Arrogance
Aku sangat takjub tiap kali melihat orang yg bukan main sombong. Sebetulnya apa yg ada di benak mereka? Apa yg ada di hati mereka? Kenapa ya mereka bisa memandang dirinya begitu tinggi, jauh lebih tinggi dari orang lain sehingga mereka dengan mudahnya merendahkan siapa pun yg berada di dekat mereka. Coba lihat wajahnya, sangat memancarkan kebangaan atas dirinya sendiri. Kepala mendongak seolah orang lain tidak layak mendapat rasa hormat dari dia, justru orang lain yg harus menyembah dia. Kata-kata yg keluar dari mulutnya sangat menyakitkan hati dan tidak ada respek sama sekali. Kok bisa se? Sebetulnya apa kelebihan dia? Ya oke lah, dia punya kelebihan X, Y dan Z. Tapi kalo dia mau berpikiran terbuka, di sekelilingnya masih buuuuuuuuuuuuuuanyak yg punya kelebihan A sampe Z, lengkap. Apalah arti kelebihan dia yg cuman tiga biji, dibanding bejibun kelebihan orang lain? Dan orang-orang yg dianugerahi begitu banyak kelebihan ini engga sesombong dan secongkak dia kok. Mereka begitu rendah hati, tetap menghormati orang dengan segala kekurangannya, dan jauh lebih sopan dalam menghadapi orang. Kenapa dia yg ga seberapa begitu mengagungkan dirinya sendiri?
Alangkah menyedihkan. So pathetic. Doaku untuk orang yg sombong dan congkak sama dengan doa untuk yg lain: semoga insyaf dan masih sempat bertobat. Amin.
Alangkah menyedihkan. So pathetic. Doaku untuk orang yg sombong dan congkak sama dengan doa untuk yg lain: semoga insyaf dan masih sempat bertobat. Amin.
Monday, August 20, 2012
Deceit
Aku tertipu
Aku terjebak
Aku terperangkap muslihatmu
Ingin rasanya kunyanyikan lagu itu di hadapan staf salah satu operator telepon seluler. Aku betul-betul tertipu mentah-mentah olehnya. Kok ada ya orang kaya gitu ... such a big fake!
Ceritanya, aku udah berlangganan salah satu paket pasca bayar yg ditawarkan operator ponsel itu selama kira-kira 4 taun dan ga ada masalah. Masalahnya justru mulai ketika ada paket pasca bayar baru yg ditawarkan operator itu. Keliatannya paket ini lebih murah. Paket yg lama minimal harus bayar 25 ribu per bulan plus pajak, nah yang baru ini cuma 20 ribu. Dua-duanya sama-sama bebas abonemen. Lebih menarik yg 20 ribu tentunya, krn aku memang ga seberapa pake hape, biasanya pemakaianku cuma belasan ribu rupiah.
Maka melengganglah aku ke kantor operator ponsel itu, dan bilang mo pindah paket. Stafnya yg sebut saja X dengan cepat mengubah paket langgananku setelah meyakinkan aku bahwa komunikasi sesama operator bisa gratis 20 menit bicara dan 150 sms. Aku hanya kena charge kalo pemakaian emang lebih dr itu ato kontak seseorang yg pake operator lain. Beberapa kali aku tanya X utk meyakinkan bahwa aku ga bakal kena abonemen, dan X yg berwajah cantik tapi punya bakat berdusta itu dengan lihainya membuatku yakin. Akhirnya selese juga proses pindah paket. Aku harus tanda tangan kontrak sehingga menggunakan paket itu selama minimal 6 bulan.
Bulan pertama dan kedua berlangganan paket itu ga ada masalah. Bulan ketiga tagihan melonjak jadi 39 ribu. Aku yakin pemakaianku cuma 19 ribu tapi kok kena segitu? Selain itu, aku udah tidak terima lagi tagihan pembayaran yg dikirim ke rumah, padahal biasanya tiap tengah bulan dapet lho. Aku diam aja dan aku bayar tagihan. Eeeh bulan berikutnya malah 40 ribu lebih! Aku juga tidak terima tagihan sehingga tidak tau rinciannya. Tidak terima, aku pergi ke kantor operator itu. Stafnya yg sebut aja Y menjelaskan kalo tagihanku melonjak karena ada abonemen. Dhueerrr ... abonemen?!? Bukannya dulu aku diberitau bebas abonemen? Si Y tetap ngeyel bahwa harusnya aku bayar abonemen, jadi tagihan 2 bulan terakhir yg melonjak itu yg betul, sedangkan 2 bulan sebelumnya salah karena ada "anomali sistem". Aku tidak kalah ngeyel, karena aku yakin 10000000% bahwa aku harusnya tidak ditarik abonemen. Karena Y udah terpojok, dia panggil X yg dulu memindah paket langgananku.
Si X, pendusta kelas kakap, mulai melancarkan kebohongannya. Dia super ngeyel dengan intonasi tinggi dan suara membentak begitu defensif mempertahankan keakuratan tagihan dengan abonemen 20 ribu itu. Eh lupa ya, dulu you bilang kalo paket itu bebas abonemen, sesuai dengan tulisan di brosur yg you beri? (Lihat gambar di atas.) Setelah eyel-eyelan beberapa saat, akhirnya aku capek juga. Aku harus mengalah, dan bilang, "Pindah lagi aja ke paket lama." Mulai lagi ngeyelnya, dia bersikeras aku ga bisa pindah paket karena aku udah tanda tangan kontrak utk pemakaian min 6 bulan, barus 2 bulan lagi aku bisa pindah. Kalo pindah sekarang, aku akan kena penalty. Aku tatap dia dg pandangan tajam, "Berapa penaltynya?" Setelah dia itung, ternyata ketemu jumlahnya, yaitu 24 ribu. Ealaaaah cuman segitu tah? "Pindah ke paket lama, saya bayar penalty," kataku. Dia masih mo ngajak rame lagi, dan ngomel-ngomel, "Sebetulnya ibu diuntungkan lho selama ini karena bla bla bla..." Aku udah ga dengerin dia lagi, liat pun enggak, pura-pura sibuk nulis sms. Lama-lama dia diam sendiri hehehe. Sampe dia selese dg proses perpindahan paket, aku udah tidak mau bicara lagi. Dia ngajak bicara pun aku diam aja. Tanpa bersuara aku tinggalkan kantor itu.
Kok kasian banget yah, dia jelas-jelas berbohong tapi malah menuduh aku berbohong. Mukanya ada berapa ya? Yang satu bilang tanpa abonemen, satunya lagi bilang pake abonemen. Masih ada lagi ngga muka-muka lain? Sama jeleknya dg dua muka tadi nggak? Jangan-jangan ga cuma mukanya yg banyak, tapi kepribadiannya juga berlipat-lipat sehingga kepribadian yg satu bilang bebas abonemen tanpa diketahui oleh kepribadian satunya? Ngga tau ah, hehehe bukan urusanku lagi. Semoga dia bisa sembuh, bisa insyaf, syukur-syukur kalo bisa bertobat sebelum usianya usai.
Aku terjebak
Aku terperangkap muslihatmu
Ingin rasanya kunyanyikan lagu itu di hadapan staf salah satu operator telepon seluler. Aku betul-betul tertipu mentah-mentah olehnya. Kok ada ya orang kaya gitu ... such a big fake!
Ceritanya, aku udah berlangganan salah satu paket pasca bayar yg ditawarkan operator ponsel itu selama kira-kira 4 taun dan ga ada masalah. Masalahnya justru mulai ketika ada paket pasca bayar baru yg ditawarkan operator itu. Keliatannya paket ini lebih murah. Paket yg lama minimal harus bayar 25 ribu per bulan plus pajak, nah yang baru ini cuma 20 ribu. Dua-duanya sama-sama bebas abonemen. Lebih menarik yg 20 ribu tentunya, krn aku memang ga seberapa pake hape, biasanya pemakaianku cuma belasan ribu rupiah.
Maka melengganglah aku ke kantor operator ponsel itu, dan bilang mo pindah paket. Stafnya yg sebut saja X dengan cepat mengubah paket langgananku setelah meyakinkan aku bahwa komunikasi sesama operator bisa gratis 20 menit bicara dan 150 sms. Aku hanya kena charge kalo pemakaian emang lebih dr itu ato kontak seseorang yg pake operator lain. Beberapa kali aku tanya X utk meyakinkan bahwa aku ga bakal kena abonemen, dan X yg berwajah cantik tapi punya bakat berdusta itu dengan lihainya membuatku yakin. Akhirnya selese juga proses pindah paket. Aku harus tanda tangan kontrak sehingga menggunakan paket itu selama minimal 6 bulan.
Bulan pertama dan kedua berlangganan paket itu ga ada masalah. Bulan ketiga tagihan melonjak jadi 39 ribu. Aku yakin pemakaianku cuma 19 ribu tapi kok kena segitu? Selain itu, aku udah tidak terima lagi tagihan pembayaran yg dikirim ke rumah, padahal biasanya tiap tengah bulan dapet lho. Aku diam aja dan aku bayar tagihan. Eeeh bulan berikutnya malah 40 ribu lebih! Aku juga tidak terima tagihan sehingga tidak tau rinciannya. Tidak terima, aku pergi ke kantor operator itu. Stafnya yg sebut aja Y menjelaskan kalo tagihanku melonjak karena ada abonemen. Dhueerrr ... abonemen?!? Bukannya dulu aku diberitau bebas abonemen? Si Y tetap ngeyel bahwa harusnya aku bayar abonemen, jadi tagihan 2 bulan terakhir yg melonjak itu yg betul, sedangkan 2 bulan sebelumnya salah karena ada "anomali sistem". Aku tidak kalah ngeyel, karena aku yakin 10000000% bahwa aku harusnya tidak ditarik abonemen. Karena Y udah terpojok, dia panggil X yg dulu memindah paket langgananku.
Si X, pendusta kelas kakap, mulai melancarkan kebohongannya. Dia super ngeyel dengan intonasi tinggi dan suara membentak begitu defensif mempertahankan keakuratan tagihan dengan abonemen 20 ribu itu. Eh lupa ya, dulu you bilang kalo paket itu bebas abonemen, sesuai dengan tulisan di brosur yg you beri? (Lihat gambar di atas.) Setelah eyel-eyelan beberapa saat, akhirnya aku capek juga. Aku harus mengalah, dan bilang, "Pindah lagi aja ke paket lama." Mulai lagi ngeyelnya, dia bersikeras aku ga bisa pindah paket karena aku udah tanda tangan kontrak utk pemakaian min 6 bulan, barus 2 bulan lagi aku bisa pindah. Kalo pindah sekarang, aku akan kena penalty. Aku tatap dia dg pandangan tajam, "Berapa penaltynya?" Setelah dia itung, ternyata ketemu jumlahnya, yaitu 24 ribu. Ealaaaah cuman segitu tah? "Pindah ke paket lama, saya bayar penalty," kataku. Dia masih mo ngajak rame lagi, dan ngomel-ngomel, "Sebetulnya ibu diuntungkan lho selama ini karena bla bla bla..." Aku udah ga dengerin dia lagi, liat pun enggak, pura-pura sibuk nulis sms. Lama-lama dia diam sendiri hehehe. Sampe dia selese dg proses perpindahan paket, aku udah tidak mau bicara lagi. Dia ngajak bicara pun aku diam aja. Tanpa bersuara aku tinggalkan kantor itu.
Kok kasian banget yah, dia jelas-jelas berbohong tapi malah menuduh aku berbohong. Mukanya ada berapa ya? Yang satu bilang tanpa abonemen, satunya lagi bilang pake abonemen. Masih ada lagi ngga muka-muka lain? Sama jeleknya dg dua muka tadi nggak? Jangan-jangan ga cuma mukanya yg banyak, tapi kepribadiannya juga berlipat-lipat sehingga kepribadian yg satu bilang bebas abonemen tanpa diketahui oleh kepribadian satunya? Ngga tau ah, hehehe bukan urusanku lagi. Semoga dia bisa sembuh, bisa insyaf, syukur-syukur kalo bisa bertobat sebelum usianya usai.
Sunday, August 19, 2012
Grade C+
Seorang siswa menuntut sekolah dan pemda di pengadilan karena dapat nilai C+. Peristiwa yg terjadi di California ini menarik, sekaligus menggelikan. Apalagi kalo diliat alasan tuntutan, yaitu nilai tersebut menyebabkan penderitaan fisik dan emosial, merusak reputasi akademik dan mengurangi kesempatan utk diterima di perguruan tinggi. Adududuuuuh please deeeeeech.....
Aku dulu juga pernah dapet nilai C. Memang sih aku kecewa karena kerja kerasku dalam belajar hanya dihargai nilai segitu, tapi masa iya efeknya sampe menderita secara fisik dan emosional? Kayaknya ngga tuh, padahal--kata temen-temenku--aku termasuk orang perfeksionis yg maunya semua serba bagus dan perfect. Paling cuman kecewa, nangis dikit, tapi ngga sampe menderita yg gimana gitu sampe harus menuntut ke pengadilan. Lha daripada nuntut ke pengadilan yg makan waktu & biaya, mending aku introspeksi dan belajar lebih keras lagi, menurutku itu lebih berhasil guna.
Terus soal merusak reputasi akademik dan mengurangi kesempatan utk diterima di universitas ... eh, mungkin ga sampe serius kaya gitu ya. Aku dulu pas kuliah S1 sering kok dapet nilai C, tapi kok lancar aja pas aplikasi S2 ke IKIP Malang dan aplikasi S3 ke Monash Uni. Kedua universitas itu mau kok menerimaku sebagai mahasiswa meskipun aku serahkan transkrip studi S1 yg bertaburan nilai C waktu aplikasi. Aku ga percaya nilai C mengurangi kesempatan utk studi di uni. Yaaaa mungkin aja se mempersempit kesempatan utk diterima di Harvard Uni, tapi kalo ga diterima di sana kan bisa pilih uni lain yg bagus?
Nilai cuma angka atau huruf. Manusia dinilai keberhasilannya dalam hidup bukan hanya dari nilai di sekolah aja kan. Lha kalo nilainya A semua tapi sombong dan congkak ga karuan, tetep aja nurutku dia bukan manusia yg baik.
Aku dulu juga pernah dapet nilai C. Memang sih aku kecewa karena kerja kerasku dalam belajar hanya dihargai nilai segitu, tapi masa iya efeknya sampe menderita secara fisik dan emosional? Kayaknya ngga tuh, padahal--kata temen-temenku--aku termasuk orang perfeksionis yg maunya semua serba bagus dan perfect. Paling cuman kecewa, nangis dikit, tapi ngga sampe menderita yg gimana gitu sampe harus menuntut ke pengadilan. Lha daripada nuntut ke pengadilan yg makan waktu & biaya, mending aku introspeksi dan belajar lebih keras lagi, menurutku itu lebih berhasil guna.
Terus soal merusak reputasi akademik dan mengurangi kesempatan utk diterima di universitas ... eh, mungkin ga sampe serius kaya gitu ya. Aku dulu pas kuliah S1 sering kok dapet nilai C, tapi kok lancar aja pas aplikasi S2 ke IKIP Malang dan aplikasi S3 ke Monash Uni. Kedua universitas itu mau kok menerimaku sebagai mahasiswa meskipun aku serahkan transkrip studi S1 yg bertaburan nilai C waktu aplikasi. Aku ga percaya nilai C mengurangi kesempatan utk studi di uni. Yaaaa mungkin aja se mempersempit kesempatan utk diterima di Harvard Uni, tapi kalo ga diterima di sana kan bisa pilih uni lain yg bagus?
Nilai cuma angka atau huruf. Manusia dinilai keberhasilannya dalam hidup bukan hanya dari nilai di sekolah aja kan. Lha kalo nilainya A semua tapi sombong dan congkak ga karuan, tetep aja nurutku dia bukan manusia yg baik.
Thursday, August 9, 2012
Single
Aku pingin ketawa liat salah satu berita di Yahoo News. Judulnya Six Reasons You're Still Single, terus ada fotonya menggambarkan seorang perempuan berwajah suram. Kesan yg aku tangkap, menjadi wanita yg single itu menyedihkan, dan harus dicari alasannya kenapa masih single sehingga bisa segera diubah jadi double. Bahkan di keterangannya, status single itu dianggap vulnerability. Hahaha, iya tah?
Memang pandangan umumnya di masyarakat: orang yg menikah itu normal dan orang yg single itu tidak normal sehingga harus dinormalkan. Eh, itu betul tah? Hahaha, jadi inget omongan beberapa temanku. Mereka ini wanita-wanita yg sukses. Cantik, kaya, punya suami & anak, karirnya bagus. Apa coba yg dikatakan ke aku kalo pas ga ada orang lain di sekitar? "Enak ya, kamu single. Mo kasih apa-apa ke ortu atau keponakan ga ada yg cemberuti, mo sekolah tinggi-tinggi ga ada yg ngelarang, mo ke luar negeri kapan pun berapa lama pun ga ada yg menghambat. Seandainya waktu bisa diputar ulang, aku akan memilih menjadi wanita seperti kamu, single aja." Itu diucapkan dg suara lirih dan terkesan hati-hati. Tapi kalo ada orang di sekitar kami, udah lain lagi bilangnya. "Weee sapa bilang menikah tidak enak? Contohnya aku nih, bisa bla bla bla, bisa bla bla bla, ...." Hahaha mana nih yg betul? Ga tau ah, urusan ybs lah. Kalo aku sih, mo single, mo double, harusnya disyukuri aja. Ga usah bermuka dua kaya gitu, ga sehat dong hehehe....
Thank you, sweet cat
Pas beli rumah yg aku tempati sekarang, tidak ada tikus berkeliaran di sekitarnya. Tapi beberapa bulan kemudian, mulai terlihat satu ekor tikus yg suka merazia tempat sampah di halaman belakang rumah. Tempat sampah tidak aku isi sampah makanan, eh ... dia mengobrak-abrik dapurku. Lewat lubang ventilasi di bagian atas dapur, dia masuk dan mengerat kue kiriman adikku. Nyebelin ngga sih? Tahun berikutnya lebih parah, lima ekor tikus kecil-kecil pada berlarian dan melompat keluar masuk tempat sampah. Lho, jadi tikus itu kerasan di rumahku dan beranak pinak ya? Nyebelin kuadrat.
Adikku menyarankan pasang perangkap tikus, tapi aku pikir-pikir juga ya meskipun itu sebetulnya efektif utk menangkap hama ini. Soalnya, nanti kalo tikus terperangkap di dalam kotak besi, aku harus mencari cara utk melenyapkan tikus itu supaya tidak kembali ke rumahku. Jadi aku harus mengambil kotak berisi tikus itu, lalu melakukan sesuatu terhadapnya. Iiiih amit amit, liat wajahnya aja aku udah jijik apalagi harus mendekatinya. Enggak ah, kalo pake perangkap. Pake lem tikus? Sama aja, akhirnya aku nanti harus mengambil tikus yg lengket di lem dan membuangnya. Aku tidak mau dekat-dekat si tikus.
Untung akhirnya Tuhan mengirimkan solusi yg tepat dan terbaik, yaitu predator berupa kucing garong. Tanpa diundang, kucing garong itu suka mengunjungi halaman belakang dan membasmi tikus di sana. Udah empat kali aku temui bangkai tikus yg ditinggalkan oleh pus di sana. Sekarang tidak tampak tikus berkeliaran di rumahku. Kalo pun ada, beberapa hari kemudian tidak nampak lagi. Mungkin dirazia oleh pus.
Awalnya aku tidak tau, kucing mana yg berbaik hati menolongku utk mengusir tikus. Tapi akhirnya dia menampakkan batang hidungnya di halaman belakang. Kadang dia duduk dengan nyaman di tembok belakang rumah. Kadang dia mengeram di teras belakang. Tapi kadang masuk rumah segala. Kapan itu aku matikan lampu dan naik ke tempat tidur karena udah malam, sekitar jam 9pm. Aku udah hampir tidur ketika mendengar suara besi yg terbentur benda lunak. Waduh, apa tuh? Aku tengok keluar jendela, barangkali ada orang yg berusaha panjat pagar besi. Untungnya tidak ada siapa pun di sana. Jadi itu tadi suara apa dong? Agak was-was aku keluar kamar untuk mengecek ruang tamu. Ooo itu dia ternyata ... ada seekor kucing garong kebingungan dekat jendela ruang tamu, pingin keluar tapi tidak bisa. Suara benturan di besi itu ternyata kucing garong yg memanjat teralis jendela. Kirain manusia. Aku buka pintu depan sehingga pus bisa keluar. Mungkin dia tadi menyelinap masuk lewat pintu belakang, terus aku tutup semua pintu & jendela krn mo tidur, dan dia tidak bisa keluar. Mana aku tau kalo ada kucing menyelinap masuk, wong tidak ada suaranya sama sekali?
Subscribe to:
Posts (Atom)