"Setelah break nanti, bapak ibu satu persatu maju ke depan kelas memperagakan cara mengajar speaking yg menarik dan menyenangkan. Sekarang makan siang dulu. Sampai ketemu nanti."
Aku mengemasi modul dan alat tulis di meja, lalu meninggalkan ruang tempat penyelenggaraan PLPG menuju tempat makan siang. Waktu itu tahun 2008, pertama kalinya aku jadi instruktur PLPG. Itu pun menggantikan instruktur lain yg sedang sakit. Selain dapat mata diklat CCU, aku juga harus melatih guru-guru SMK untuk mengajar speaking Bahasa Inggris. Mulai pagi sampe menjelang siang, aku jelaskan sedikit teori tentang pengajaran speaking dan ku beri contoh-contoh teknik mengajar yg menarik. Setelah itu, tentu saja guru-guru harus berbagi teknik yg telah mereka gunakan dengan peserta PLPG lain.
Setelah istirahat siang berakhir, aku kembali ke kelas. Sewaktu aku menaruh tas di meja, seorang peserta bergegas mendekati aku. Bapak itu wajahnya pucat dan berkeringat, badannya agak menggigil. Dia menggunakan jaket, dan memberitau aku dengan suara agak gemetar, "Bu, saya nanti tidak presentasi ya. Saya tidak enak badan. Pokoknya saya hadir di sini, tapi saya tidak maju." Wah, kasian juga ya. Aku iyakan aja.
Berikutnya, peserta aku persilakan untuk maju secara suka rela dan menjelaskan sedikit ttg permainan bahasa yg akan mereka terapkan di kelas speaking, lalu memainkannya dengan peserta lain. Pura-pura dia jadi gurunya, peserta lain jadi muridnya. Tak ku nyana dan tak ku duga, banyak juga peserta yg segera maju satu persatu dan berbagi permainan bahasa yg lucu-lucu, menarik dan sangat seru! Semua dibuat tertawa tergelak-gelak, termasuk aku tentunya. Guru-guru ini betul-betul pendidik yg kreatif. Aku yakin mereka adalah guru yg sangat berdedikasi pada profesinya.
Setelah tiga guru maju dan membuat seisi kelas riuh rendah, tiba-tiba ... sangat tidak ku nyana dan sangat tidak ku duga ... bapak yg mengeluh sakit tadi berdiri dan dengan semangat mengacungkan tangannya. "Sekarang saya bu!" Lho ... barusan beberapa menit tadi keliatan sangat tidak sehat, tiba-tiba kok jadi super sehat? Aku tidak berkomentar, tapi cuman menjawab, "Ya, pak, silakan." Masih bersemangat, dia melangkah ke depan kelas dan menyajikan suatu permainan yg tidak kalah menarik dan lucu. Sama sekali tidak nampak tanda-tanda sakit pada bapak itu.
Ooo jadi bapak ini ternyata tidak sakit, tapi cuman nervous aja karena diminta maju ke depan kelas. Hahaha. Begitu gugupnya sampe berkeringat dingin dan gemetar. Untung teman-temannya pandai menciptakan suasana yg kondusif di kelas, sehingga gugupnya langsung hilang berganti menjadi semangat 45.
Monday, August 27, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.