Seorang siswa menuntut sekolah dan pemda di pengadilan karena dapat nilai C+. Peristiwa yg terjadi di California ini menarik, sekaligus menggelikan. Apalagi kalo diliat alasan tuntutan, yaitu nilai tersebut menyebabkan penderitaan fisik dan emosial, merusak reputasi akademik dan mengurangi kesempatan utk diterima di perguruan tinggi. Adududuuuuh please deeeeeech.....
Aku dulu juga pernah dapet nilai C. Memang sih aku kecewa karena kerja kerasku dalam belajar hanya dihargai nilai segitu, tapi masa iya efeknya sampe menderita secara fisik dan emosional? Kayaknya ngga tuh, padahal--kata temen-temenku--aku termasuk orang perfeksionis yg maunya semua serba bagus dan perfect. Paling cuman kecewa, nangis dikit, tapi ngga sampe menderita yg gimana gitu sampe harus menuntut ke pengadilan. Lha daripada nuntut ke pengadilan yg makan waktu & biaya, mending aku introspeksi dan belajar lebih keras lagi, menurutku itu lebih berhasil guna.
Terus soal merusak reputasi akademik dan mengurangi kesempatan utk diterima di universitas ... eh, mungkin ga sampe serius kaya gitu ya. Aku dulu pas kuliah S1 sering kok dapet nilai C, tapi kok lancar aja pas aplikasi S2 ke IKIP Malang dan aplikasi S3 ke Monash Uni. Kedua universitas itu mau kok menerimaku sebagai mahasiswa meskipun aku serahkan transkrip studi S1 yg bertaburan nilai C waktu aplikasi. Aku ga percaya nilai C mengurangi kesempatan utk studi di uni. Yaaaa mungkin aja se mempersempit kesempatan utk diterima di Harvard Uni, tapi kalo ga diterima di sana kan bisa pilih uni lain yg bagus?
Nilai cuma angka atau huruf. Manusia dinilai keberhasilannya dalam hidup bukan hanya dari nilai di sekolah aja kan. Lha kalo nilainya A semua tapi sombong dan congkak ga karuan, tetep aja nurutku dia bukan manusia yg baik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.