Itu yg aku rasakan terhadap orang-orang yg telah kirim sms dan telpon ngaco untuk menerorku. Ooh kasian sekali kamu, nak. Kamu udah mengecewakan orang tuamu. Tentunya mereka membesarkanmu dg harapan yg positif, mereka menyekolahkan kamu supaya kamu jadi orang yg pandai & berguna. Ternyata harapan mereka tidak terpenuhi ya?
Aku juga kasian ke kamu sendiri, karena menjadi orang yg keji walaupun berpendidikan. Boleh saja tidak percaya karma, tapi aku percaya bahwa orang yg berbuat tidak bener sebetulnya sedang menggali lubang perangkap utk dirinya sendiri. Hati-hati ya, nak.
Jangan berharap aku akan membalas kekejian itu ya, ngga bakalan. Aku sayang orang tuaku, jadi kalo suatu saat nanti ortuku dimintai pertanggungjawaban atas amanah berupa anak, aku tidak mau ortuku menderita karena telah gagal mengemban amanah. Karena itu aku harus menjauhi perbuatan spt yg kamu lakukan, supaya ortuku nanti dapat menyampaikan pertanggungjawaban kepada-Nya dengan baik.
Aku juga sayang diriku sendiri. Aku udah mengikuti pendidikan setinggi itu di negri platypus, dan dibekali ilmu & karakter di sana. Sayang banget kalo aku udah lulus terus cuma jadi pengecut penuh dendam yg suka meneror. Wew, drpd neror mending berkebun atau nulis makalah deh.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.